Selasa, 30 September 2025

Sektor Properti Jauh dari Ancaman Bubble

Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus menilai sektor properti Indonesia masih jauh terkena dampak bubble.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
Warta Kota/Nur Ichsan
Satu unit properti di kawasan Bekasi, Jawa Barat ditawarkan melalui jasa broker properti, Senin (24/6/2013). Kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak terhadap naiknya harga penjualan rumah akibat melonjaknya biaya transportasi bahan bangunan. Menurut Menpera, Djan Faridz untuk mengatasi itu pemerintah akan memberi bantuan subsidi fasilitas umum kepada pengembang. Warta Kota/Nur Ichsan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Riset Jones Lang LaSalle Indonesia, Anton Sitorus menilai sektor properti Indonesia masih jauh terkena dampak bubble. Dalam hal ini harga properti Indonesia masih naik secara terkendali dan kredit di sektor properti masih lancar.

Meski BI Rate dan inflasi yang diakibatkan kenaikan harga BBM bersubsidi meningkat, namun hal itu tak mendorong terjadinya bubble properti di Indonesia. Anton menjelaskan ekonomi Indonesia yang tumbuh kuat maka bubble properti tidak jadi ancaman.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih kuat dan adanya stabilitas indikator makro ekonomi," ujar Anton di kantor Jones Lang LaSalle Indonesia, Rabu (17/7/2013).

Anton menambahkan, memasuki triwulan kedua tahun ini, semua sektor properti di Indonesia mengalami pertumbuhan permintaan. Dengan meningkatnya permintaan pasar harga properti pun ikut meningkat.

Anton menjelaskan, peningkatan permintaan di sektor properti juga didukung oleh peningkatan ekonomi negara. Sehingga dalam beberapa tahun ke belakang, sektor properti masih menjadi kebutuhan utama.

"Tren pertumbuhan positif selama tiga tahun ini," jelas Anton.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved