Unilever Keruk Penjualan Rp 27,3 T Sepanjang 2012
Sepanjang 2012 PT Unilever Tbk mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 16,3 persen atau menjadi Rp 27,3 triliun
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sepanjang 2012 PT Unilever Indonesia Tbk mencatat pertumbuhan penjualan sebesar 16,3 persen atau menjadi Rp 27,3 triliun. Marjin bruto tercatat 50,9 persen dan marjin laba bersih 17,7 persen.
Arus kas usaha tetap berada dalam posisi yang kuat di Rp 5,2 triliun dan laba per saham naik sebesar 15,4 persen. Saat ini Perseroan berada dalam urutan ke tujuh pada kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia. Kinerja Perseroan pada 2012 ini diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Seasa (21/5/2013) lalu.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Maurits Lalisang menyatakan, hasil yang diperoleh merupakan buah dari kerja keras di tengah iklim usaha yang sulit, dimana kenaikan harga-harga merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi.
"Tingginya kenaikan harga gula kelapa yang merupakan salah bahan baku utama di divisi Foods, tidak menentunya harga minyak mentah dan melemahnya Rupiah merupakan tiga hal utama yang harus dihadapi Perseroan selama 2012," katanya dalam keterangan pers, Kamis (23/5/2013).
Dikatakannya, kesuksesan kami di tahun 2012 dan tahun-tahun sebelumnya adalah buah dari adanya business model yang dirancang untuk menciptakan pertumbuhan yang sustainable / berkelanjutan.
"Sustainability merupakan bagian tak terpisahkan dari cara kami berbisnis. Saat ini dunia mengalami masalah pemanasan global, kelangkaan air, tingginya harga bahan bakar, kurangnya sanitasi di banyak daerah serta semakin mahal dan tidak menentunya pasokan makanan," katanya.
Sebagai perusahaan, kami ikut bertanggung jawab, sekaligus mendapat peluang, untuk membuat cara berbisnis kami menjadi bagian dari solusi bagi masalah-masalah tersebut.
Misalnya, dengan menurunkan jumlah limbah produksi, kami telah menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan marjin dan menurunkan risiko.
Contoh lain, dengan menjadikan sustainability sebagai dasar pemikiran saat merancang produk, membeli bahan baku dan melakukan proses produksi.