Jumat, 3 Oktober 2025

Harga Bawang Melambung

Harga Bawang di Jambi Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah

Sudah tiga hari terakhir bawang merah asal Jawa tidak masuk ke Jambi.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-inlihat foto Harga Bawang di Jambi Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
TRIBUN SUMSEL/M.AWALUDDIN FAJRI
Penjual bawang merah sedang memilih bawang di pasar 16 Ilir Palembang, Selasa (12/3/2013). Harga bawang merah terus meroket dalam 3 hari terakhir kenaikan harga bawang ini mencapai harga Rp 45 ribu, kenaikan harga ini disebabkan karena kurangnya pasokan

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Sudah tiga hari terakhir bawang merah asal Jawa tidak masuk ke Jambi. Akibatnya harga bawang merah di Jambi melambung tinggi. Riko, seorang pemasok bawang di Jambi mengatakan harga saat ini merupakan harga tertinggi sepanjang sejarah. Setidaknya tertinggi selama 33 tahun ia berjualan.

"Dak pernah yang setinggi ini. Rp 35 ribu/kg. Kalau bawang putih masih stabil lah Rp 27 ribu/kg," katanya, saat ditemui di tokonya Jalan Dewi Sartika no 24, Kota Jambi Selasa (12/3/2013).

Dalam satu hari biasanya ia menghabiskan hingga 2 ton bawang merah. Namun kini bawang merah asal Jawa sudah tidak ada lagi masuk ke tokonya.

Tidak mau bergantung dengan bawang Jawa, Riko memasok bawang Padang atau dari Kerinci. Ini pun tidak banyak. Sehari masuk 1 ton saja, Riko sudah bersyukur.

"Ini juga ada bawang impor dari Birma. Sekilo Rp 20 ribu. Biasanya tidak laku karena rasanya kayak bawang bombay, hambar. Cuma karena harga bawang lagi mahal ya mau tidak mau. Yang penting ada bawangnya," kata Riko.

Selain tercengang karena harga bawang yang tinggi sepanjang sejarah, Riko juga tercengang melihat rekan seprofesinya di Jawa yang memintanya memasok bawang Sumatera ke Jawa. Menurutnya itu tidak pernah terjadi. Selalu dari Jawa yang kirim ke Sumatera.

"Nah ini, mereka minta pasokan dari saya. Mana bisa, orang di toko saya saja kosong," katanya.

Kelangkaan bawang Jawa ini kata Riko karena di Jawa khususnya di sentra penghasil bawang, Brebes sedang terkena banjir. Menurutnya hanya ada satu cara untuk menyeimbangkan harga bawang yaitu dengan mempersilakan bawang impor masuk.

"Jangan dibatas-batasi, bawang impor masuk. Biar harga stabil. Yakinlah kalau ada bawang Thailand harga bisa sampai Rp 15 ribu. Sebulan lalu ada masuk bawang impor 16 mobil di Surabaya tapi mana cukup sampai sekarang. Sekarang sudah dak masuk-masuk lagi bawang impor," jelasnya.

Kemungkinan untuk berproduksi sendiri dengan menanam kata Riko sangat kecil. Karena bibitnya saat ini sangat susah. Harga yang melambung katanya, membuat petani cepat memanen dan menjual seluruh bawang miliknya. "Dak tahulah keadaan ini sampai kapan," ujarnya.

Sementara itu pantauan Tribun di Pasar Angso Duo, harga bawang merah berkisar Rp 34-35ribu. Sementara bawang putih lebih murah dua ribu dibanding bawang merah.

Asma seorang pedagang mengatakan harga tinggi tersebut karena dari pemasoknya yang sudah tinggi. "Dari pasokan sudah tinggi, bawang susah pasokannya," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan pedagang lain. Seorang pembeli, Deli mengaku terkejut melihat harga bawang saat ini. "Beli di eceran Rp 40 ribu per kilo. Makanya saya langsung ke Angso Duo. Ternyata sama saja di sini Rp 34 ribu. Mahal nian," katanya.

Namun karena stok bawang merah di rumahnya habis, Deli memutuskan tetap membelinya. Hanya saja dia membeli tidak dalam jumlah banyak. "Setengah kilo be lah. Dak mungkin jugo dak pake bawangkan," katanya. (Tribun Jambi/hdp/rep)

Baca juga:


Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved