Pembatasan Subsidi BBM
DPR Tuding Pertamina Belum Akuntabel Salurkan BBM Subsidi
Penyaluran BBM bersubsidi memang masih kurang accountable dan masih banyak yang tidak tepat sasaran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Alimin Abdullah menilai belum accountable dan masih banyak yang tidak tepat sasaran penyaluran bahan bakar minyak (BBM) subsidi menjadi biang penyebab stok kian menipis. Sebagaimana disebutkan pemerintah tak lebih dari 22 Desember 2012, stok BBM subsidi habis.
"Penyaluran BBM bersubsidi memang masih kurang accountable dan masih banyak yang tidak tepat sasaran," ungkap Alimin yang juga Anggota Badan Kehormatan (BK) dari Fraksi PAN ini kepada Tribunnews, menanggapi kelangkaan premium yang terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air, Jakarta, Senin (26/11/2012).
Untuk itu, Alimin mendesak agar Pertamina bisa berbuat seperti PT Aneka Kimia Raya (AKR) Corporindo yang mengoperasikan terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sudah menggunakan IT. Dengan itu, dapat diketahui siapa yang membeli BBM bersubsidi, mobilnya, jumlahnya dan kapan serta di SPBU mana.
Sebagai informasi, AKR menjadi salah satu badan usaha pembantu PT Pertamina sebagai penyalur BBM bersubsidi dan merupakan distributor BBM untuk sektor pertambangan, industri dan perikanan. Perusahaan memiliki pelabuhan di 19 wilayah di Indonesia.
AKR terpilih oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk tender sejumlah kuota tertentu untuk pihak swasta guna menjangkau penyaluran di wilayah yang sulit dijangkau Pertamina.
Lanjut Alimin, sedangkan di Pertamina BBM bersubsidi dihitung sejak keluar ke Tangki pengangkut dari Depo. Padahal tangki pengangkut tersebut, menurutnya, bisa saja tidak mengisi SPBU. Tapi ke Industri atau perkebunan yang sebetulnya tidak berhak.
"Sampai saat ini Pertamina masih belum berbuat seperti AKR," sesal Alimin, karena itu BBM subsidi selalu menjelang akhir tahun mengalami kelangkaan.
Sebelumnya diberitakan, AKR Coorporindo diberi kewenangan untuk menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dengan kuota sebanyak 267.892 kilo liter (kl) tahun depan. Angka ini lebih besar 160 persen ketimbang penyaluran yang dilakukan tahun 2012 ini.
"Lebih tinggi 160 persen dari kuota yang ditetapkan pada tahun 2011 sebanyak 102 ribu kl," kata Direktur AKR V Suresh saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (23/11/2012) lalu.
Lebih lanjut diinformasikan, IT AKR Corporindo Tbk (AKRA) akan menginvestasikan dana sebesar US$ 100 juta pada 2012 untuk membangun 4-5 terminal bahan bakar minyak (BBM) di Sulawesi dan Kalimantan. Langkah itu dilakukan untuk memperkuat bisnis distribusi BBM.
"Dana pembangunan terminal diambil dari belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini sebesar Rp 1,3 triliun. Capex dibiayai dari kas internal," ujar Direktur Keuangan AKR Suresh Vembu di Jakarta beberapa waktu lalu.
Menurut dia, pascadivestasi saham Sorini pada Januari tahun lalu, AKR fokus menggarap bisnis distribusi BBM dan bahan kimia. Saat ini, sebesar 80% pendapatan disumbangkan bisnis BBM, sedangkan sisanya dari penjualan bahan kimia, infrastruktur, logistik, dan batubara. (*)
BACA JUGA: