Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Dunia Hari Ini: Peta Baru Kedaulatan China Sudah Ditolak Empat Negara

Sudah ada empat negara, yakni Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, yang menolak peta baru yang dikeluarkan China.

ABC Radio Australia
Sebuah gambar satelit menunjukkan pembangunan yang dilakukan China di sebuah pulau di Cuarteron Reef, Laut China Selatan, tahun 2014 lalu. (Foto: Koleksi Asia Maritime Transparency Initiative / Centre for Strategic and International Studies) 

Selamat datang di bulan September, selamat datang musim semi di Australia.

Untuk mempermudah Anda mengikuti perkembangan dunia, kami sudah merangkum sejumlah informasi utama dari berbagai belahan dunia.

Kita awali Dunia Hari Ini, edisi 1 September dengan berita terkait China.

Peta baru China ditolak sejumlah negara

Sudah ada empat negara, yakni Filipina, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam, yang menolak peta baru yang dikeluarkan China.

Awal pekan lalu China merilis peta kedaulatan baru dengan garis berbentuk U yang mencakup sekitar 90 persen Laut China Selatan, dengan perkiraan memiliki nilai dagang hingga A$4,6 triliun setiap tahunnya.

Peta ini berbeda dengan versi yang diserahkan oleh China ke PBB pada tahun 2009.

Kebakaran di Johannesburg jadi 'peringatan'

Lebih dari 70 orang tewas dalam kebakaran gedung tempat tinggal di kota terbesar Afrika Selatan kemarin malam. 

Gedung tersebut diketahui milik pemerintah kota, yang setelah 12 jam masih belum dapat memberikan gambaran jelas soal siapa yang pernah tinggal di sana.

Namun seorang pejabat mengatakan beberapa kamar mungkin pernah disewa oleh geng kriminal.

"Ini adalah tragedi besar yang dirasakan oleh keluarga-keluarga yang orang-orang terkasihnya tewas dengan cara yang mengerikan," kata Presiden Cyril Ramaphosa dalam pidatonya yang disiarkan televisi.

"Ini merupakan peringatan bagi kita untuk mulai mengatasi situasi perumahan di pusat kota," tambahnya.

Pemimpin kelompok Proud Boys dijatuhi hukuman penjara

Seorang hakim federal di Amerika Serikat menjatuhkan hukuman 17 tahun penjara kepada Joseph Biggs mantan pemimpin kelompok sayap kanan Proud Boys, karena perannya saat menyerang Gedung Capitol Amerika Serikat.

Aksi yang terjadi tahun 2021 lalu dilakukan sebagai bentuk dukungan kepada Donald Trump setelah dinyatakan kalah dalam pemilu tahun 2020.

"Saya dipanasi oleh kerumunan dan saya terus maju. Rasa ingin tahu menguasai diri saya. Saya bukan teroris. Saya tidak memiliki kebencian di hati saya," ujar Joseph saat menghadap hakim.

Hukuman penjara tidak hanya diberikan kepada Joseph, tapi juga kepada beberapa mantan anggota Proud Boys lainnya.

Paus berkunjung ke Mongolia

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved