Sabtu, 4 Oktober 2025
ABC World

Militer Niger Umumkan Kudeta, Menggulingkan Presiden Bazoum dari Kekuasaan

Sekelompok tentara yang muncul di televisi nasional mengatakan Presiden Niger, Mohamed Bazoum sudah dicopot dari kekuasaannya. 

Pengambilalihan militer, yang menandai kudeta ketujuh di wilayah Afrika Barat dan Tengah sejak 2020, bisa semakin memperumit upaya Barat untuk membantu negara-negara di wilayah Sahel melawan pemberontakan jihadis yang sudah menyebar dari Mali selama dekade terakhir.

Niger, negara bekas jajahan Prancis, menjadi sekutu penting bagi kekuatan Barat yang berusaha membantu memerangi pemberontakan

Negara ini juga merupakan sekutu utama Uni Eropa dalam perang melawan migrasi sporadis dari Afrika sub-Sahara.

Prancis memindahkan pasukan ke Niger dari Mali tahun lalu, setelah hubungannya dengan otoritas sementara di sana memburuk.

Prancis juga menarik pasukan khusus dari Burkina Faso di tengah ketegangan serupa.

Presiden Bazoum terpilih melalui transisi kekuasaan demokratis pertama di Niger, yang sebelumnya sudah mengalami empat kudeta militer sejak kemerdekaan dari Prancis pada 1960.

Amerika Serikat mengatakan menghabiskan sekitar $500 juta sejak 2012 untuk membantu Niger meningkatkan keamanannya.

Bulan April lalu, Jerman mengumumkan akan mengambil bagian dalam misi militer Eropa selama tiga tahun yang bertujuan untuk meningkatkan militer negara tersebut.

"Bazoum telah menjadi satu-satunya harapan Barat di wilayah Sahel," kata Ulf Laessing, kepala program Sahel untuk wadah pemikir Konrad-Adenauer-Stiftung Jerman.

"Prancis, Amerika Serikat, dan Uni Eropw sudah menghabiskan banyak sumber daya mereka di kawasan itu untuk mendukung Niger dan pasukan keamanannya."

Dia mengatakan kudeta akan menciptakan peluang bagi Rusia dan aktor lain untuk menyebarkan pengaruh mereka di Niger.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved