Cicilan Kredit Rumah di Australia Makin Mahal, Bagaimana Nasib Gubernur Bank Sentral?
Pemerintah Australia melakukan evaluasi terhadap bank sentral yang sudah berkali-kali menaikkan suku bunga pinjaman antar bank. Mereka…
"Saya pikir tidak ada keraguan bahwa Philip Lowe harus diganti," kata Dr Hamilton.
Terpaksa menjual rumah
Di tengah meningkatnya harga beli dan sewa rumah, bahan makanan, listrik, dan lainnya, Amber berpikir untuk menjual salah satu rumahnya.
Bersama suaminya dia memiliki dua hipotek atau cicilan rumah, satu dengan 80 persen suku bunganya tetap, dan pinjaman rumah lainnya hanya dicicil bunganya saja saat ini.
Mereka menyewakan rumah kedua, tapi Amber menyebut hasil sewa tidak akan menutupi cicilan rumah dan mereka mungkin terpaksa menjualnya.
"Seperti banyak orang lainnya, kami meminjam berdasarkan kepercayaan bahwa bank sentral itu terlihat seperti orang paling pintar yang mengambil keputusan tentang ekonomi," ucapnya.
"Saat ini masih sulit untuk percaya kalau kita sudah selesai dengan kenaikan suku bunga," katanya.
"Kami sudah mengantisipasi skenario bahwa tingkat suku bunga variabel akan menjadi 7 persen pada akhir tahun. Artinya, rencana untuk pensiun juga tertunda," tambah Amber.
Dia berharap RBA perlu mempertimbangkan kembali cara menyampaikan pesannya, meski masyarakat juga perlu memikirkan dengan hati-hati berapa banyak utang yang mereka ambil dari bank.
"Membeli rumah adalah keputusan finansial terbesar, jadi perlu memiliki jaminan kita mampu membayarnya. Kalau tidak, risiko melepas properti itu sangat tinggi," kata Amber.
Risiko itulah yang kini dihadapinya.
Diproduksi oleh Farid Ibrahim, simak artikel menarik lainnya dari ABC Indonesia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.