Indonesia Rencana Impor Beras Lagi, Petani dan Pakar Tawarkan Solusi Agar Tak Ketergantungan Beras
Pemerintah Indonesia sudah menandatangani mota kesepahaman dengan India untuk rencana mengimpor satu juta ton beras jika ada situasi…
Pemerintah Indonesia berencana untuk membeli tambahan kuota beras dari India, seperti yang dikatakan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, pekan lalu.
"Kalau El Nino, berat harganya, kita enggak boleh beras kurang," ujar Menteri Zulkifli.
"Oleh karena itu, saya sudah [tanda tangani] Momerandum of Understanding atau nota kesepahamanan dengan India 1 juta ton sewaktu-waktu bisa beli," seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Rencana impor beras dari India ini, yang menurutnya hanya dilakukan ketika dibutuhkan, di luar total 2 juta ton kuota beras dari luar negeri yang dimandatkan kepada Perum Bulog sebagai beras cadangan pemerintah.
Bagaimana reaksi dari petani?
Serikat Petani Indonesia mempertanyakan rencana pemerintah yang menambah beras impor hingga 1 juta ton dari India.
"Bahkan yang 2 juta ton itu menurut kita tidak perlu, tidak mendesak, karena sesungguhnya produksi pangan kita cukup," ujar Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia.
"Pasokan beras kita cukup, karena yang kita khawatirkan El Nino itu juga bisa kita antisipasi," jelasnya.
Menurut Henry, El Nino baru terjadi pertengahan Juni sampai Agustus, sementara musim tanam pertama dan kedua sudah dilewati. Sehingga bulan Juni lalu sebenarnya Indonesia sudah memasuki masa panen.
Ia juga mengatakan petani sawah tadah hujan akan lebih kesulitan menanam padi saat El Nino, sementara petani yang menggunakan sistem irigasi tidak terganggu.
Berapa banyak beras yang diproduksi dan dikonsumsi?
Indonesia adalah negara penghasil beras ketiga terbesar di dunia saat ini setelah China dan India.
Di tahun 2022, Indonesia menghasilkan 31,52 juta ton menurut data Biro Statistik Indonesia, yang dirilis bulan Maret lalu.
Sementara konsumsi beras per kapita di Indonesia juga menjadi salah satu yang tertinggi dunia, mencapai 114,6 kilogram per orang per tahun, menurut data Riset Pertanian dan Pangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional di bulan Juli lalu.
Tidaklah mengherankan karena di banyak budaya di Indonesia, nasi bisa dihidangkan tiga kali sehari. Bahkan banyak orang yang menganggap "belum makan, jika belum makan nasi".
Ir Ronnie S. Natawidjaja, M.Sc., PhD, dosen Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Bandung mengatakan idealnya Indonesia memiliki persediaan pangan yang aman setidaknya 1 hingga 1,5 juta ton atau disebutnya sebagai 'iron stock'.
"Karena kalau pemerintah tidak pegang stok di tangan ... banyak yang berspekulasi di pasar," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.