Rabu, 1 Oktober 2025
ABC World

Dunia Hari Ini: Uganda Setujui Undang-Undang Anti LGBTQ

Beragam informasi pilihan kami hadirkan dalam Dunia Hari Ini, yang kali ini kami pilih antara lain dari Uganda yang baru saja menyetujui…

Rangkuman Dunia Hari Ini edisi 30 Mei 2023 akan kami awali dari Uganda.

Uganda menyetujui Undang-undang anti LGBTQ

Presiden Uganda Yoweri Museveni telah menandatangani salah satu undang-undang anti LGBT paling keras di dunia, melawan kecaman dari pemerintah Barat, pelaku bisnis, dan aktivis hak asasi manusia.

Hubungan sesama jenis sudah ilegal di Uganda, seperti yang berlaku di lebih dari 30 negara Afrika, tetapi undang-undang Uganda yang baru lebih jauh menargetkan komunitas LGBTQ.

Peraturan ini memberlakukan hukuman mati untuk apa yang disebut homoseksualitas yang diperparah, misalnya gay yang berhubungan seks ketika HIV positif, dan hukuman 20 tahun penjara karena "mempromosikan" homoseksualitas.

Sebuah foto menunjukkan Museveni menandatangani undang-undang dengan pena emas di mejanya.

Pria berusia 78 tahun itu menyebut homoseksualitas sebagai "penyimpangan dari normal" dan mendesak politisi untuk melawan tekanan "imperialis."

Mantan Presiden El Salvador dihukum 14 tahun penjara

Kantor jaksa agung mengatakan dalam sebuah twit pada Senin waktu setempat bahwa mantan Presiden Mauricio Funes dan mantan menteri kehakiman dan pertahanan, David Munguia, akan dipenjara.

Funes dijatuhi hukuman 14 tahun, sementara Munguia dijatuhi hukuman 18 tahun penjara.

"Kami dapat memverifikasi bahwa dua mantan pejabat ini, yang memiliki kewajiban untuk melindungi warga Salvador, menegosiasikan hidup mereka dengan imbalan bantuan elektoral, bertindak sebagai anggota geng," kata jaksa agung Rodolfo Delgado di Twitter.

"Mereka yang terlibat dalam kesepakatan di bawah meja dengan mengorbankan darah warga Salvador telah dijatuhi hukuman penjara atas kehancuran yang terjadi pada masyarakat," kata Menteri Kehakiman Gustavo Villatoro di Twitter.

El Salvador telah hidup dalam keadaan darurat yang diumumkan oleh pemerintah presiden Nayib Bukele selama lebih dari setahun, untuk membantu mengatasi gelombang kejahatan terkait geng.

Bentrokan hebat di ibu kota Sudan, Khartoum

Kejadian itu berlangsung beberapa saat setelah faksi-faksi militer yang bertikai di Sudan menyetujui perpanjangan gencatan senjata yang sempat menimbulkan keraguan baru pada efektivitas gencatan senjata.

Arab Saudi dan Amerika Serikat, yang menengahi kesepakatan gencatan senjata selama seminggu dan telah memantaunya dari jarak jauh, mengumumkan perpanjangan gencatan senjata sesaat sebelum waktu berakhir pada Senin malam.

"Perpanjangan akan memberikan waktu untuk bantuan kemanusiaan lebih lanjut, pemulihan layanan penting, dan diskusi potensi perpanjangan jangka panjang," bunyi pernyataan itu.

Informasi dari sumber yang mengetahui tentang kesepakatan yang baru antara pihak yang bertikai mengatakan diskusi tentang amandemen untuk membuat gencatan senjata lebih efektif terus berlanjut.

WNI korban 'online scam' Laos telah dipulangkan

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved