Selasa, 7 Oktober 2025
ABC World

Koalisi Masyarakat Sipil: Warga Maybrat Masih Mengungsi, Bahan Makanan Menjadi Kebutuhan yang Mendesak

Sekitar 2.000 warga Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, mengungsi ke hutan untuk mencari perlindungan setelah kontak…

Sekitar 2.000 warga Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Papua Barat, mengungsi ke hutan dan ke kampung-kampung  tetangga yang terdekat.

Mereka mengungsi mencari perlindungan setelah kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional (TPN) Papua Barat dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Adanya gelombang pengungsi ini didokumentasikan dan dilaporkan secara terperinci oleh sejumlah organisasi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Pengungsi Maybrat.

Dalam laporan tersebut, Koalisi memperkirakan 2.086 warga dari 10 kampung masih mengungsi setelah serangan terjadi di Kampung Kisor. 

Pos Koramil Persiapan di Kampung Kisor diserang sekelompok orang pada 2 September 2021, menewaskan empat orang prajurit TNI dan melukai dua lainnya.

Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom menyatakan pihaknya bertanggung jawab atas serangan itu.

Pasukan TNI/Polri pun menggelar operasi untuk mengejar para pelaku.

Pastur Bernardus Bovitwoss Baru dari dari Sekretariat Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan Ordo Santo Augustinus, yang menjadi bagian dari Koalisi mengatakan, sampai hari Kamis ini (16/09) ribuan pengungsi masih bertahan di pengungsian, baik di hutan atau di kampung-kampung lain.

"Ada warga sudah sempat sampai di ibukota kabupaten Maybrat, tapi mereka masih merasa tidak aman dan mengungsi lagi karena aparat melakukan penyisiran dan cek KTP marga-marga (nama keluarga) yang terlibat dan sudah DPO," kata Pastur Bernardus kepada wartawan ABC Indonesia, Hellena Souisa.

Pekan lalu, Polres Sorong Selatan menetapkan 17 nama masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) terkait penyerangan Pos Koramil Kisor, di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.

Pastur Bernardus menambahkan kini yang menjadi kebutuhan mendesak bagi para pengungsi adalah bahan makanan.

"Ini sudah beberapa hari mereka mengungsi di tempat-tempat yang sulit, mungkin bahan makanan mulai menipis, kami khawatir mereka akan jatuh sakit."

Pastur Bernardus mengatakan, Koalisi akan mendatangi kampung-kampung yang ditinggalkan untuk melihat situasi di sana.

"Banyak orang tua (lansia) yang karena tidak kuat jalan jauh, tidak ikut mengungsi, jadi kami mau melihat langsung kondisi mereka bagaimana," kata Pastur Bernardus.

Ia juga mempertanyakan sikap Bupati Maybrat Bernard Sagrim, yang menolak bantuan dari berbagai pihak baik berupa barang maupun uang dengan alasan bahwa ini menjadi "tanggungan Pemerintah Daerah dan untuk menjaga harga diri orang Maybrat." 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved