Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Australia Tidak Konsisten Mengumpulkan Data Warga Penerima Vaksin Berlatar Belakang Etnis

Mengumpulkan data etnis di Australia adalah faktor  kunci dalam memerangi COVID-19 dan keberhasilan program vaksinasi. Benarkah?

Namun negara bagian Wilayah Australia Utara, Australia Barat, dan Tasmania tidak mengumpulkan data mengenai latar belakang budaya warga sama sekali.

Juga tidak jelas lembaga mana saja yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data.

Departemen Kesehatan di tingkat federal mengatakan kepada ABC bahwa mereka mengumpulkan data mengenai negeri asal kelahiran dan bahasa utama yang digunakan di rumah.

Sementara itu, Departemen Kesehatan Australia Barat mengatakan bahwa lembaga pemerintah federal bernama Pusat Pencatatan Imunisasi Australia bertanggung jawab dalam pengumpulan informasi.

Namun, Departemen Kesehatan Australia Selatan mengatakan sebaliknya.

"Saat ini tidak ada informasi di Sistem Pencatatan Imunisasi Australia, basis data vaksinasi Federal yang digunakan untuk mengumpulkan data itu," kata juru bicara Departemen Kesehatan Australia Selatan kepada ABC.

Dan Departemen Kesehatan Federal mengatakan data seperti itu "pada umumnya adalah tanggung jawab negara bagian".

"Ini adalah bagian dari masalahnya, bahwa kita tidak memliki kebijakan pengumpulan data secara nasional mengenai komunitas multibudaya," kata Mohammad Al-Khafaji, CEO Federasi Dewan Komunitas Etnis Australia (FECCA).

"Bila kita tahu ada komunitas tertentu di Australia yang ragu menjalani vaksinasi atau dites, maka kita bisa fokus mendukung komunitas tersebut."

Selama pandemi, data dari negara dengan banyak warga etnis seperti Inggris, Amerika Serikat dan Kanada menunjukkan adanya pola dimana komunitas etnis lebih banyak terkena COVID-19. Tingkat kematian mereka juga lebih tinggi dibandingkan rata-rata penduduk.

Data dari Inggris dan Amerika Serikat juga menunjukkan tingkat vaksinasi yang berbeda di kalangan kelompok etnis.

"Di Australia belum ada penyebaran kasus yang luas di kalangan komunitas, seperti yang terjadi di Inggris dan Amerika Serikat," kata juru bicara Departemen Kesehatan dalam pernyataannya pada ABC.

"Kasus dan kematian terlalu besar dalam komunitas etnis di Australia belum ada."

Namun, penularan komunitas yang beberapa kali terjadi di Australia, sehingga 'lockdown' ketat harus diberlakukan di rumah susun milik pemerintah di Melbourne tahun lalu, telah berdampak bagi komunitas etnis.

"Kita sama sekali tidak memiliki data terpusat yang bisa dipercaya," kata Fethi Mansouri, Direktur Institut Kewarganegaraan dan Globalisasi di Alfred Deakin.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved