Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Australia Hentikan Pengembangan Vaksin COVID-19 Setelah Ada Reaksi Positif HIV

Pengembangan vaksin virus corona oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi…

Pengembangan vaksin virus corona oleh University of Queensland (UQ) dan CSL dihentikan hari Jumat ini (11/12), setelah ditemukan reaksi positif HIV pada partisipan uji coba.

  • Ujicoba vaksin COVID-19 buatan Universitas Queensland dan CSL telah disuntikkan ke relawan sejak Juli
  • Namun kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin ini diketahui dapat mengganggu uji diagnosa HIV
  • Tim peneliti tidak memperkirakan adanya reaksi seperti itu sehingga memutuskan untuk menghentikan pengembangan vaksin ini

Pemerintah Australia rencananya akan membeli vaksin ini sebanyak 51 juta dosis.

Dengan penghentian uji coba, kini Australia menunggu vaksin dari tiga pabrikan negara lain.

Dalam pernyataan kepada Bursa Efek Australia, CSL menyebutkan tidak akan melanjutkan uji coba, namun menekankan jika vaksin tersebut sebenarnya memiliki "keamanan yang meyakinkan".

CSL juga mengatakan para partisipan telah diberitahu sebelum ujicoba dimulai jikaa vaksin ini dapat mengganggu tes diagnostik HIV tertentu.

"Potensi reaksi silang ini telah diantisipasi sebelum dimulainya uji coba," kata CSL.

Profesor Paul Young dari Universitas Queensland (UQ) yang memimpin pengembangan vaksin menjelaskan diperlukan waktu setidaknya satu tahun lagi untuk memperbaikinya.

Ia mengatakan pihaknya sangat terpukul atas hal ini, karena mereka sudah bekerja selama 11 bulan tanpa henti.

"Tapi begitulah sains. Meskipun keputusan ini sangat berat, tapi kebutuhan mendesak akan vaksin harus menjadi prioritas," katanya.

A woman in a white lab coat and safety glasses uses a syringe to measure something

Supplied: Setelah pengembangan vaksin COVID-19 oleh University of Queensland dan CSL dihentikan, Menkes Australia Greg Hunt memastikan pihaknya akan menambah pembelian dan produksi vaksin buatan AstraZeneca.

Seorang partisipan uji coba vaksin CSL-UQ, Phil mengatakan kecewa setelah mendengar adanya pembatalan ini.

Pria asal Brisbane berusia 38 tahun ini mengaku bersedia menjadi partisipan uji coba karena ingin berbuat sesuatu untuk membantu memerangi virus corona.

Kepada ABC, Phil mengaku meski kecewa, dia sangat memahami keputusan tersebut.

"Kami telah diberitahu dengan sangat jelas pada tahap awal, bahwa ada fragmen kecil HIV yang tidak aktif," katanya.

"Hal itu adalah bagian dari vaksin dan ada kemungkinan kami dapat dites positif dalam tes awal. Kami semua memahami hal itu," ujar Phil.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved