Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Situs Wisata Uluru Terancam Sepi Pengunjung Pasca Penutupan Pendakian

Beberapa bulan lagi pendakian bukit batu Uluru di Australia Tengah akan ditutup, sejumlah pelaku usaha dan otoritas setempat merumuskan…

"Dari generasi ke generasi akan selalu ada orang yang ingin mengunjungi Uluru," katanya.

Wilson - yang sebelumnya terkenal karena menyatakan Uluru bukan taman hiburan "seperti Disneyland" - mengatakan dia tidak keberatan orang-orang yang bergegas untuk memanjat sebelum larangan diberlakukan.

Namun, katanya, bahwa setelah itu, ia berharap orang-orang akan menghormati keinginan masyarakat Anangu setempat.

"Kami tidak bermaksud menjauhkan batu dari wisatawan yang datang berkunjung ke wilayah kami. Tapi hanya saja kami ingin masyarakat menghormati keputusan kami," katanya.

Hormati pemilik tradisional

Andrew Peters, dosen senior pariwisata Pribumi di Universitas Swinburne, mengatakan rencana baru itu memiliki potensi.

"Fokusnya harus dikurangi pada apa yang saya sebut pengalaman egois turis - berjalan di atas batu ini, untuk mengambil beberapa foto, membawa pulang suvenir, dan apa yang akan mereka dapatkan darinya - tapi selanjutnya adalah tentang apa manfaatnya bagi para wisatawan dan orang yang menjadi tuan rumah dari situs wisata Uluru,"katanya.

"Bagi saya, ini adalah tentang membuat pengunjung berperilaku dengan cara yang sesuai dengan harapan pemilik tradisional, bukan harapan dari pariwisata arus utama, yaitu tentang melayani kebutuhan pengunjung, bukan kebutuhan tuan rumah."

"Sebagai wisatawan, kita perlu lebih menyadari dampak dan jejak kita pada tempat-tempat yang kita kunjungi - bukan hanya fisik tetapi sosial dan budaya.

"Bali adalah contoh besar dari hal itu, di mana orang Australia telah menjadi penyebab utama dalam membentuk dan tentu saja merusak budaya Bali terkait bagaimana cara masyarakat Australia berperilaku sebagai pengunjung."

Peters mengatakan adalah hal yang mengecewakan karena butuh diterbitkannya larangan resmi untuk menghentikan pengunjung memanjat Uluru.

"Dari sudut pandang saya sebagai orang akademis dan Aborigin, melihat orang berjalan di atas batu Uluru itu benar-benar menyinggung karena para pemilik tradisional Uluru tidak menginginkan pengujung berjalan di atasnya. " katanya.

"Saya pikir [penutupan pendakian di Uluru] akan berdampak, tetapi pariwisata adalah industri yang tangguh dan saya pikir mereka yang mengelola taman akan menemukan cara untuk menghasilkan pendapatan dan memberikan pengalaman lain.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved