Pengakuan Seorang Pastor Tasmania Soal Pelecehan Seksual yang Dialaminya
Pastor John Girdauskas dari salah satu paroki Katolik di Tasmania, untuk pertama kalinya mengungkapkan bahwa dirinya juga merupakan…
Pastor Gallagher meninggal pada tahun 1993 setelah mengajar di berbagai tempat di seluruh Australia.
"Menyakitkan bagi saya melihat terkikisnya kepercayaan. Padahal banyak pekerjaan baik yang dilakukan oleh komunitas orang beriman," kata Pastor Girdauskas.
Kasus hukum meningkat
Sebuah firma hukum di Canberra yang menyelidiki pelecehan seksual historis di barat laut Tasmania yakin Marist Fathers Australia dapat menghadapi klaim ganti rugi dari 100 orang korban.
Pengacara Jason Parkinson dari Porters Lawyers mengatakan pelanggaran seksual di Marist Regional College dan Sekolah Stella Maris pada 1960-an, 70-an dan 80-an merupakan salah satu "pelecehan massal terburuk di Australia".
Parkinson mewawancarai mereka yang diduga sebagai korban di Tasmania untuk membangun konstruksi hukum bersama.
Dia mengatakan banyak di antaranya adalah perempuan, termasuk yang diduga korban dari Stephen Randall, mantan wasit kriket internasional yang dijatuhi hukuman empat tahun penjara pada tahun 1999 karena pelanggaran seksual terhadap anak-anak sekolah.
"Saya telah menangani kasus pelecehan massal ini," ujar Parkinson.
"Saya sudah menangani kasus Beaudesert BoysTown di Queensland, jumlahnya ratusan kasus. Saya menangani Marist Brothers di Canberra, dan sekitar 150 kasus."
Dia memperkirakan jumlah kasus yang sama untuk sekolah di Tasmania itu.

Menurut Parkinson kekurangan skema ganti rugi Australia - termasuk batas pembayaran ganti rugi 150.000 dolar - mendorong para korban mencari pengacara sendiri.
"Kerugian ekonomi orang-orang ini bisa sangat besar," katanya. "Kita tidak mendapatkannya melalui skema ganti rugi."
"Saya pernah baca pembayaran rata-rata skema itu 82.000 dolar. Menurutku itu bahkan tidak cukup uang muka ganti rugi dalam gugatan umum."
Tak minta ganti rugi
Pastor Girdauskas mengatakan dirinya tidak akan mengajukan ganti rugi namun dia mendorong korban lain melakukannya.
"Saya kewalahan dengan proses itu. Saya dengar dari sejumlah sumber bahwa proses itu sangat sulit dan menyakitkan," katanya.