KPU Dan Bawaslu Investigasi Temuan Ratusan Surat Suara Tercoblos Di Malaysia
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengirim tim bersama untuk menginvestigasi temuan puluhan ribu surat…
Sementara itu, anggota Bawaslu bidang pengawasan dan sosialisasi, Mochamad Afifudin menjelaskan Bawaslu akan menyelidiki temuan ini dengan meminta klarifikasi dari PPPLN Kuala Lumpur berdasarkan 3 metode pelaksanaan pemilu yang digelar di Malaysia.
Pertama pemilu metode Tempat Pemungutan Suara (TPS) di 14 kantor perwakilan pemerintah Indonesia di Malaysia.
Kedua pemilu dengan metode Kotak Suara Keliling (KSK) dimana petugas akan berkeliling ke tempat-tempat yang disepakati misalnya di dekat area pemukiman warga Indonesia atau ditempat yang banyak warga Indonesia bekerja seperti perkebunan.
Dan ketiga pemilu dengan metode melalui pos. Surat suara sudah dikirim lebih awal oleh KPU pada tanggal 8 April lalu dan harus kembalikan oleh pemilih melalui PO. BOX yang sudah ditentukan.
"Kami akan klarifikasi dimana surat suara disimpan untuk ketiga jenis surat suara itu dan untuk metode KSK kapan dikelilingkan, kalau sudah dicoblos itu dikirimkan kemana, tempat yang ada di video itu apakah bagian dari tempat yang disewa PPPLN, bagaimana mekanis pengamanan surat suara, mengapa terlihat didalam kantong plastik bukan di dalam kotak suara." katanya.
"Setelah terverifikasi Bawaslu baru akan mengambil kesimpulan dan menentukan tindak lanjutnya apa" tambah Mochamad Afifudin.

Bantahan kubu Jokowi - Amin
Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma\'ruf Amin Malaysia angkat suara terkait temuan surat suara tercoblos di Selangor. Dikutip dari pernyataan di sejumlah media, mereka mencurigai surat suara tersebut sengaja dibuat oleh oknum sebagai upaya menyudutkan kubu bernomor urut 01.
"Kami TKN Malaysia terkejut mendengar berita yang tersebar bahwa ada oknum yang melakukan tindakan kriminal terkait pencoblosan kertas suara secara sengaja di wilayah Bangi, Selangor, Malaysia," ujar Sekretaris TKN Malaysia Dato M Zainul Arifin dalam keterangannya .
Sementara Ketua DPP bidang Media dan Komunikasi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Willy Aditya dalam keterangan tertulisnya mengatakan partai Nasdem mendesak kepolisian dan Bawaslu mengusut tuntas temuan ini. Namun sebagai pihak yang turut terseret dalam kasus ini, Nasdem membela diri dengan mengatakan banyak keganjilan dalam video suara yang tercoblos di Malaysia.
Dia mengatakan, suara yang tercoblos jika diamati sepintas adalah surat suara yang akan dikirim dengan pos.
"Amplop yang ada belum terkirim tetapi sudah dicoblos, logikanya jika amplop sampai ke tangan penerima tentu akan muncul persoalan," kata Willy Aditya.
Di pihak lain, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hasjim Djojohadikusumo dalam acara deklarasi Aliansi Advokat Indonesia Bersatu juga ikut menyinggung soal temuan ini dan menyebutnya sebagai skandal yang menyedihkan.
"Peristiwa yang kita saksikan bersama di televisi dan media sosial ini seluruhnya ada bukti, bukti bahwa yang kami selalu, yang selama beberapa bulan kami curigai itu sebetulnya ada dan sedang terjadi dan kita saksikan sedang terjadi di Malaysia," kata Hashim.
Indonesia dalam hitungan hari akan menyelenggarakan pemilu serentak 2019.
Dimana 192.866.254 pemilih yang telah resmi terdaftar akan menggunakan suara mereka untuk memilih anggota DPR RI, DPRD 1 dan DPRD 2 serta pasangan Presiden dan Wakil Presiden secara serentak dengan total Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 810.329.