Sabtu, 4 Oktober 2025
ABC World

Enam Bulan Gempa Palu, Krisis Belum Juga Berlalu

"Saya ingin tinggal di sana lagi, tapi masih takut," ujar Abdul Azim, seorang penyintas Gempa Palu. Hari ini, tepat enam bulan setelah…

Penyintas lainnya, Adnan Fadjar, mengisahkan bagaimana dia berusaha meraih putrinya yang berusia dua tahun, sementara putranya yang berusia lima tahun menggenggam erat kakinya, ketika gempa terjadi.

Saat itu dia berusaha melindungi putrinya yang nyaris kejatuhan lemari akibat getaran gempa.

"Gempa meninggalkan luka, yaitu luka psikologis, pada anak-anak saya," ujar Adnan yang kini sudah kembali ke Palu.

Dia masih ingat bau busuk udara dan kelangkaan air minum saat melewati area bencana sembari menutupi mata anak-anaknya dari pemandangan mayat yang bergelimpangan.

"Khususnya bagi anak laki-laki saya, anak kedua, Arlo. Saya kadang memintanya menggambar sesuatu. Dan dia menggambar grafik yang berfluktuasi berupa garis naik dan turun," jelas Adnan ketika dihubungi jurnalis ABC Erin Handley.

"Saya bertanya apa ini? Dia bilang ini gempa," ujarnya.

Bencana itu juga menghancurkan keluarga Adnan lainnya. Seorang paman yang sedang menuju masjid untuk salat hari itu meninggal tertimpa dinding.

Keluarga Adnan sampai kini tidak tahu kapan, bisa menempati kembali rumah mereka seperti sediakala.

Dilupakan oleh media

Menurut Jacqui Ewart, profesor jurnalistik dengan spesialisasi pelaporan bencana dari Griffith University, siklus pemberitaan yang dengan cepat berpindah fokus membuat para penyintas seringkali dilupakan oleh media.

"Kesibukan media di awal-awal bencana bisa seminggu atau beberapa minggu," katanya kepada ABC.

Namun, katanya, justru upaya para penyintas membangun kembali kehidupan mereka cenderung dilupakan oleh media.

Profesor Ewart menjelaskan, memberi kesempatan bagi penyintas untuk berefleksi atas pengalaman traumatik mereka sangatlah penting.

Menurut dia, yang tak kalah pentingnya bagi media dalam meliput bencana, yaitu membicarakan bagaimana dapat menghindari hal serupa di masa depan.

Adnan, yang juga dosen manajemen konstruksi, melihat perlunya perubahan untuk perlindungan bencana di masa depan.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved