Australia Akan Kirim Pencari Suaka Berisiko Berobat Ke Pulau Christmas
Perdana Menteri Australia Scott Morrison direncanakan akan mengunjungi Pulau Christmas pada hari ini, Rabu (6/3/2019) dan mengumumkan…
Perdana Menteri Australia Scott Morrison direncanakan akan mengunjungi Pulau Christmas pada hari ini, Rabu (6/3/2019) dan mengumumkan bahwa ke pulau inilah nantinya para pencari suaka di Pulau Manus dan Nauru yang dianggap "berisiko" bagi Australia akan dikirim jika mereka mengajukan permohonan berobat berdasarkan UU transfer medis.
Ini akan menjadi pertama kalinya seorang perdana menteri yang sedang menjabat mengunjungi wilayah di luar Australia, yang secara geografis lebih dekat daripada ke Indonesia.
PM Scott Morrison pernah berkunjung ke Pulau Christmas pada 2011 ketika menjabat sebagai menteri bayangan, bersama dengan pemimpin oposisi Tony Abbott.
PM Scott Morrison baru-baru ini mengumumkan Pusat Penahanan Pulau Christmas akan dibuka kembali setelah undang-undang transfer medis tersebut berhasil disahkan oleh parlemen - keputusan yang bertentangan dengan kehendak Pemerintah - yang memberikan kewenangan lebih besar bagi dokter untuk memberikan pendapat mengenai apakah pencari suaka di Pulau Nauru dan Pulau Manus dapat dipindahkan ke Australia untuk menjalani perawatan medis.
Hari ini, dia akan mengatakan siapa pun di Manus atau Nauru yang dianggap berisiko bagi Australia akan dikirim ke fasilitas North West Point yang sangat aman jika mereka mengajukan permohonan transfer medis berdasarkan undang-undang tersebut.
Dapat dipahami bahwa pencari suaka yang dimaksud termasuk 57 pria yang saat ini berada di Manus dan Nauru, beberapa diantaranya, diduga dituduh melakukan pembunuhan, berperilaku yang tidak pantas atau terlibat dalam aktivitas terorisme.
Warga setempat mengatakan telah ada arus masuk polisi dan staf keamanan di Pulau Christmas sejak PM Scott Morrison mengumumkan pusat penahanan tersebut akan dibuka kembali.
Seorang sopir taksi di Pulau Christmas, Chris Carr, mengatakan situasi itu baik untuk beberapa bisnis lokal.
"Restoran-restoran akan diuntungkan dan perusahaan minuman, supermarket dan semacamnya," katanya.

Sejumlah iklan lowongan pekerjaan baru-baru ini telah diterbitkan yang mencari tambahan staf medis, tetapi meski demikian, Christ Carr - yang putranya memiliki autisme - mengatakan pulau itu tidak dilengkapi untuk berurusan dengan pencari suaka yang sakit.
"Kami tidak memiliki pekerja kesehatan mental yang tepat di sini dan satu-satunya waktu kami mendapatkannya adalah ketika [penyedia layanan swasta] SERCO datang dengan para pengungsi," katanya.
"Saya tidak punya masalah dengan para pengungsi, jangan salah, tapi pemerintahlah yang kami salahkan karena mereka tidak mendengarkan kita, mereka tidak mengakui apa kebutuhan kita dan kebutuhan orang lain selalu didahului."
Jon Stanhope adalah administrator yang ditunjuk Pemerintah Persemakmuran di Pulau Christmas sejak 2012-2014, dan menurutnya pulau tersebut tidak diatur untuk berurusan dengan pencari suaka yang sakit juga.
"Keputusan itu benar-benar aneh, itu keputusan yang sangat aneh, keputusan yang didorong oleh politik dan bukan oleh kepraktisan," katanya.