Senin, 6 Oktober 2025
ABC World

Terancam Hukuman Mati Di Lebanon Karena Dugaan Terorisme, Pria Australia Minta Dibebaskan

Seorang pria Australia yang terancam hukuman mati di Lebanon atas dugaan rencana untuk meledakkan sebuah pesawat penumpang telah meminta…

Seorang pria Australia yang terancam hukuman mati di Lebanon atas dugaan rencana untuk meledakkan sebuah pesawat penumpang telah meminta pengadilan militer untuk membebaskannya. Ia mengaku para penyelidik telah memaksanya untuk menandatangani pengakuan palsu.

Amer Khayat diinterogasi atas sebuah pernyataan dengan tanda tangan dirinya yang mengatakan dia tahu dia membawa bahan peledak yang disembunyikan di dalam boneka Barbie yang akan diledakkan 20 menit menjelang penerbangan Etihad pada Juli 2017.

"Itu penipuan," katanya kepada pengadilan.

"Mereka memberi tahu saya, \'Ceritakan kisahmu kepada kami. Itu tidak benar."

Khayat memohon kepada majelis hakim pengadilan militer Lebanon untuk mengabulkan permohonannya.

Khayat telah ditahan sejak Agustus 2017 sementara otoritas di Lebanon melakukan penyelidikan atas dirinya.

"Apakah anda ingin saya bunuh diri di penjara?" dia berteriak di ruang sidang.

"Saya punya dua anak perempuan. Saya belum melihat mereka selama dua tahun. Saya menjadi gila."

Kepolisian Federal Australia (AFP) menuduh dua bom tersebut disembunyikan di bagasi Khayat oleh saudara-saudaranya sesaat sebelum ia naik ke penerbangan Etihad dari Sydney ke Abu Dhabi pada Juli 2017.

AFP mengatakan, Khayat tidak tahu apa-apa tentang bom tersebut, yang diduga disembunyikan di dalam alat penggiling daging dan boneka Barbie, dan dipindahkan dari kopernya pada menit-menit terakhir oleh saudara-saudaranya lantaran tasnya melebihi jatah bagasi Etihad.

Saudara-saudaranya, Khaled dan Mahmoud Khayat, juga warga negara Australia. Mereka mengaku tidak bersalah di Mahkamah Agung NSW atas tuduhan merencanakan serangan teroris.

AFP tidak dapat memberikan bantuan

Di pengadilan Beirut, Amer Khayat mempertanyakan penahanannya yang berkelanjutan.

"Jika polisi [di Australia] mengatakan saya tidak ada hubungannya dengan [bom] ini, bagaimana Anda bisa mengatakan di sini bahwa saya ada hubungannya dengan kasus ini?" dia berkata.

Kepala pengadilan, Brigadir Jenderal Hussein Abdallah, mengatakan Lebanon telah berulang kali meminta informasi kepada Australia tentang kasus tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved