Selasa, 7 Oktober 2025
ABC World

Perempuan Milenial Indonesia Makin Bersemangat Terbangkan Pesawat

Sekitar 90 persen dari pilot perempuan Indonesia yang terdaftar resmi tergolong generasi milenial. Sebagai sosok muda dan bercita-cita…

Karin mengaku, ia pernah mengalami kejadian tak menyenangkan seputar profesi yang dijalaninya. Ia mengatakan masih ada beberapa pihak yang meragukan kapasitas perempuan sebagai pilot.

"Setelah terbang, masih di area terminal, saya bertemu dengan penumpang. Melihat saya berseragam pilot, penumpang itu menatap sinis. Dia seperti mau bilang \'Oh pilotnya perempuan toh\'," tutur perempuan yang bersuamikan pilot ini.

Ia mengatakan, kaum perempuan tak seharusnya ragu atas kemampuan yang mereka miliki, terutama jika bercita-cita menjalani profesi yang masih didominasi kaum lelaki.

"Sekolahnya sama, kesempatan yang diberikan juga sama. Tidak ada alasan untuk ragu," sebutnya.

Masih kalah jumlah dibanding pilot laki-laki

Meski jumlah pilot perempuan di Indonesia makin hari makin bertambah, nyatanya, jumlahnya masih jauh dibanding pilot laki-laki.

Dikutip dari situs resminya, Asosiasi Pilot Maskapai Perempuan Internasional (ISA) menyebut, dari 155.605 pilot yang ada di seluruh dunia, jumlah pilot perempuan hanya mencapai 8510 orang atau sekitar 5.40 persen. Dan hanya 2411 pilot atau 1,55 persen di antaranya yang berpangkat kapten (capt.).

Di Indonesia sendiri, jumlah pilot perempuan masih di bawah 1 persen dari total jumlah pilot secara keseluruhan.

Menurut Kepala Sub-Direktorat Operasi Pesawat Udara DKPPU, Capt. Boy Mauludin, komposisi pilot perempuan dan laki-laki yang tidak seimbang ini kemungkinan dikarenakan pertimbangan bisnis.

"Kalau hitungan bisnisnya memang jauh lebih menguntungkan perusahaan jika merekrut pilot laki-laki. Kenapa? pilot perempuan ada peluang untuk cuti hamil, kemudian kalau menstruasi, sesuai Undang-Undang, pilot perempuan bisa mengajukan cuti 2 atau 3 hari tergantung kebijakan maskapai," jelasnya kepada ABC (20/12).

Ia lantas mengimbuhkan, "(Cuti) Itu semua dibayar oleh maskapai. Karena itu mungkin mereka lebih mempertimbangkan pilot laki-laki."

Sementara itu, pilot perempuan senior Indonesia, Capt. Widiastuti, berpendapat lain. Kesenjangan antara jumlah pilot perempuan dengan jumlah pilot laki-laki disebutnya karena faktor penguasaan informasi.

"Faktornya mungkin ketidaktahuan. \'Oh perempuan bisa jadi pilot?\'. Mungkin tidak percaya diri juga, karena dipikir tinggi (badan)-nya pilot itu harus menjulang," sebut pilot dengan pengalaman 35 tahun ini.

Meski demikian, Capt.Tuti, begitu ia akrab disapa, mengaku gembira dengan animo kaum perempuan saat ini terhadap profesi pilot. Apalagi bila dibanding dengan eranya kala masih sekolah dahulu.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved