Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Para Petani Australia Malas Laporkan Pencurian Ternaknya

Para petani di Australia malas melaporkan pencurian ternak dan perburuan ilegal karena menganggap para pelakunya tidak akan pernah…

Para petani di Australia malas melaporkan pencurian ternak dan perburuan ilegal karena menganggap para pelakunya tidak akan pernah tertangkap.

Survei Departemen Industri Primer New South Wales yang melibat 700 petani menemukan hanya 30 persen yang melaporkan kejahatan yang dialaminya itu ke pihak berwajib.

Andrew Moriarty dari instansi tersebut menyatakan minimnya laporan kasus menyulitkan pemberantasan tindak kejahatan.

"Jika laporannya 100 persen saya akan mampu mengarahkan sumber daya ke daerah-daerah prioritas bersama polisi," katanya.

Geoff McKechnie dari kepolisian setempat mengaku masih perlu membangun kepercayaan masyarakat bahwa pelaku kejahatan akan ditangkap dan dihukum.

"Masyarakat harus tahu bahwa jika mereka melapor ke polisi, mereka akan mendapat jawaban," katanya.

Pencurian ternak dan perburuan ilegal merupakan bentuk kejahatan terbesar yang mempengaruhi masyarakat di pedalaman Australia.

Kurangnya kepercayaan masyarakat untuk melaporkan kejahatan di wilayah pedalaman rupanya juga terjadi di berbagai negara.

Dalam penelitian di Inggris oleh Dr Kreseda Smith terungkap kejahatan ini merugikan masyarakat pertanian Inggris sekitar 80 juta dolar.

Itu kerugian dari kasus yang dilaporkan, tidak termasuk yang tak dilaporkan.

"Para petani cenderung merasa diabaikan oleh polisi," kata Dr Smith.

Hal itulah yang menyebabkan anjloknya kepercayaan masyarakat pedalaman di Inggris terhadap pihak berwajib.

Petani asal Afrika Selatan Willie Clack di sana juga ada kecenderungan serupa.

"Di Afrika Selatan, ada ketidakpercayaan besar masyarakat petani terhadap polisi," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved