Minggu, 5 Oktober 2025
ABC World

Terungkap, Implan Payudara Sebabkan Kanker Langka

Seorang warga Australia Carol Camilleri menjalani operasi implan payudara pada 2014. Tiga tahun kemudian, dia divonis dokter mengalami…

Seorang warga Australia Carol Camilleri menjalani operasi implan payudara pada 2014. Tiga tahun kemudian, dia divonis dokter mengalami kanker darah yang langka.

Implan tersebut dia lakukan untuk memperbaiki dadanya yang tak rata. Namun belakangan terjadi pembengkakan di payudara kirinya. Dia mulai merasakan sakit.

Pemeriksaan dokter menemukan adanya limfoma sel besar anaplastik terkait implan payudara (BIA-ALCL) dengan tumor ganas. Ini sejenis kanker darah yang langka.

"Sangat menakutkan karena mereka terus mengatakan ini sangat langka. Yang saya dengar cuma kematian, sekarat, mati," katanya kepada ABC.

Camilleri hanya satu dari banyak wanita yang kena kanker karena implan payudara bertekstur yang mereka lakukan.

Tak seperti implan payudara halus, ahli bedah menyebut bakteri jauh lebih mungkin tumbuh di alur implan bertekstur, sehingga memicu limfoma.

Laporan ABC mengenai kasus BIA-ALCL ini adalah bagian investigasi International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) terhadap alat-alat medis yang ditanam di tubuh pasien.

Disebutkan hanya 29 dari 72 kasus kanker jenis ini yang tercatat dalam database Therapeutic Goods Administration (TGA) di Australia.

Ahli bedah Profesor Anand Deva yang berinisiatif menghubungi para dokter di seluruh Australia untuk mengumpulkan data prevalensinya kasus kanker ini.

Hingga April 2018 ada 81 kasus kanker di Australia dan Selandia Baru terkait dengan 110 implan payudara. Empat di antaranya meninggal dunia.

Diketahui antara 2012 dan 2015, kasus limfoma baru meningkat tajam di Australia sementara TGA tetap tak menyadari permasalahannya karena kekurangan data.

Dalam periode tersebut, regulator masih menyampaikan agar para wanita Australia tak perlu khawatir dengan kondisi yang muncul akibat implan payudara. Implan ini, katanya, "aman dan efektif".

Hal serupa terjadi di Amerika Serikat hingga 2017. Pihak Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) mengizinkan pemasok implan payudara untuk menyembunyikan kerusakan yang disebabkan produk mereka pada pasien.

Analisis ICIJ dari data FDA menemukan jumlah cedera implan payudara melonjak menjadi lebih dari 4.500 kasus pada tahun 2017. Hampir 8.300 kasus terjadi pada semester pertama 2018.

Banyak dokter tak melaporkan

Kurangnya pemahaman pihak berwenang TGA terhadap munculnya jenis limfoma ini pada pasien tidak mengejutkan para pakar di Australia.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved