Terpidana Bali Nine Bebas Hari Ini, Tak Ada Perlakuan Istimewa
Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Hukum dan HAM Bali Agato Simamora menegaskan, pihaknya baru akan melaksanakan proses pembebasan…
Kabarnya Renae mengadakan upacara adat kecil-kecilan di LP Bangli awal pekan ini sebagai persiapan pembebasannya kembali ke Australia, dan memastikan dia memiliki kehidupan yang baru.
Namun pihak berwajib di negara bagian New South Wales sudah menunggunya dengan tuduhan kriminal terkait pencurian mobil di Sydney pada tahun 2005.
Renae dituduh melakukan pencurian kendaraan, ngebut di jalan dan mengemudi tanpa SIM. Pada saat dia ditangkap di Bali, Renae sebenarnya ditunggu kehadirannya di pengadilan Kota Gosford.
Menteri Dalam Negeri Peter Dutton mengatakan seharusnya tidak boleh ada keringanan atas tuduhan kriminal yang belum disidangkan di Australia.
"Jika orang bepergian mereka harus memahami bahwa ada hukuman serius di Asia Tenggara, termasuk hukuman mati... jika Anda melakukan pelanggaran ada ancaman hukuman berat dan hal itu sama sekali tak menguntungkan Anda saat kembali ke Australia," kata Dutton kepada media setempat.
"Jika Anda melakukan pelanggaran di negara kita ini, Anda harus menghadapi sistem peradilan di sini," tambahnya.
Ayah Renae sebelumnya menyatakan anaknya itu "gugup" untuk kembali ke Australia setelah bertahun-tahun mendekam dalam penjara.
Renae Lawrence merupakan terpidana perama dan mungkin satu-satunya dari sindikat Bali Nine yang bisa kembali ke Australia.
Dia tadinya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, tapi hukumannya dipotong hingga 20 tahun dalam proses peradilan lebih tinggi.
Masa hukumannya dikurangi lebih dari enam tahun karena dia juga berhak mendapatkan remisi HUT Kemerdekaan dan hari raya keagamaan.
Terpidana Bali Nine lainnya, Matthew Norman, yang ditemui wartawan kemarin mengatakan dirinya masih memiliki harapan hukumannya bisa dikurangi, sehingga suatu saat kelak juga bisa dibebaskan.
Matthew merupakan salah satu dari lima anggota Bali Nine yang masih menjalani pidana seumur hidup di LP Bali dan Jawa.
Dua otak sindikat ini, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, telah dieksekusi pada tahun 2015.
Sementara anggota lainnya, Tan Duc Thanh Nguyen, meninggal dunia dalam LP karena penyakit kanker perut pada Juni lalu.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.