Anjing dan Kucing Dibakar Saat Masih Hidup di Pasar Tomohon
PERINGATAN: Berita ini memuat gambar dan uraian yang mungkin membuat sebagian orang jadi jijik.Kelompok penyayang binatang Dog Meat-Free…
Sebulan kemudian, perwakilan DMFI bertemu dengan jajaran Pemkot Tomohon, dan menegosiasikan upaya untuk mengakhiri pembunuhan anjing dan kucing di sana.
Pemkot setempat, menurut DMFI, sepakat untuk bekerja sama dengan para aktivis untuk memperhatikan kesejahteraan hewan, dengan target mengakhiri perdagangan daging kedua binatang ini dalam empat tahun.
Pada awal Agustus, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Deptan Syamsul Ma\'arif menyatakan tekadnya untuk mengakhiri perdagangan yang disebutnya "penyiksaan binatang" tersebut.
Media lokal mengutip Syamsul yang menyatakan berdasarkan UU Pangan Tahun 2012, daging anjing dan kucing tidak masuk dalam kategori pangan karena bukan produk pertanian dan kehutanan.
"Karena janji itulah kami kembali ke Pasar Tomohon bulan lalu (pertengahan Agustus) dan menemukan ternyata keadaannya sama saja," ujar Lola Webber.
Penyebaran penyakit rabies
Perlakuan terhadap binatang yang difilmkan oleh DMFI juga memicu kekhawatiran mengenai kesehatan dan keselamatan masyarakat yang ditujukan untuk melindungi warga dari penyebaran penyakit rabies.
Menurut Lola, seusai membuat dokumentasi di pasar tersebut, semua kru yang terlibat terkena percikan darah dari binatang yang dibunuh.
Hal ini, katanya, menunjukkan betapa gampangnya pengunjung dan turis terinfeksi penyakit seperti rabies.

"Dua orang dari tim kami mengalami sakit keras setelah mengunjungi pasar itu," ujar Lola, yang ketika dihubungi sedang dalam perjalanan dari Bali ke Jakarta.
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, penyakit rabies dikategorikan endemik di 25 dari 34 propinsi.
Pemerintah menargetkan akan menghilangkan penyakit ini pada tahun 2020.
Namun, kucing dan anjing tak teridentifikasi yang merupakan pembawa penyakit ini secara rutin diangkut lintas-propinsi dan pulau termasuk ke kota-kota besar.
Pergerakan hewan-hewan yang membawa penyakit tersebut ke kota seperti Jakarta menjadi ancaman utama bagi kota itu untuk mempertahankan status bebas rabies.
Menurut Katherine Polak dari Four Paws, selama perdagangan daging kucing dan anjing di Sulawesi Utara terus mendorong penyelundupan lintas-propinsi dan pulau, maka setiap upaya Indonesia meraih status bebas rabies akan selalu gagal.