Perempuan Lampung Baru Jadi Desainer Australia di Usia 50 Tahun
Baru di usia 50 tahun, Umi Sudibyo yang berasal dari Lampung memutuskan untuk mengejar impiannya sejak lama, yakni menjadi seorang…
Tekadnya untuk bekerja keras di negeri asing tidak lepas demi memenuhi tanggung jawabnya untuk membesarkan anak-anaknya seorang diri saat itu.
Upayanya membuahkan hasil. Umi yang sekarang terdengar fasih berbahasa Inggris dengan logat Australia, pernah bekerja di berbagai bidang. Mulai menjadi seorang penerjemah hingga konsultan pajak.
Terakhir kali di Darwin, Umi menjadi pengajar untuk jenjang VET, atau setingkat dengan pelatihan dan kejuruan di Charles Darwin University, sebelum akhirnya memutuskan pindah ke Melbourne agar bisa dekat dengan anak-anaknya.
Menjadi siswa paling tua di kelas
Salah satu anaknya pernah mengatakan saatnya bagi Umi untuk mengejar mimpi dan keinginan yang belum tercapainya.
"Saya dari dulu senang menjahit, karena ayah saya yang sekarang usianya sudah 80-an juga tidak pernah lepas dari menjahit, saya pun ingin seperti dia menjahit sampai pensiun," jelas Umi.
Selama 2,5 tahun ia kembali duduk di bangku kuliah untuk mempelajari seluk beluk seoal fesyen, bersama murid-murid yang rata-rata berusia 20-an .
"Saya adalah murid paling tua, teman-teman di kelas saja memanggil saya \'mom\'".
Ia mengaku satu-satunya tantangan yang ia hadapi adalah masalah teknologi, termasuk penggunaan Instagram, yang baru ia pelajari saat kuliah.
"Saya lahir di era mesin ketik, sementara teman-teman sekelas adalah digital native, jadi bisa dibilang saya gaptek [gagap teknologi] tapi untungnya saya termasuk fast learner [mudah belajar sesuatu dengan cepat]," tambahnya.
Justru yang paling menyenangkan baginya adalah keakraban bersama guru-gurunya, yang kebanyakan seusianya sehingga menganggap dirinya sebagai teman.
Ingin membuat yayasan perempuan
Setelah bertemu dengan para pakar dan praktisi fesyen di Australia, Umi menemukan adanya kebutuhan untuk baju-baju yang lebih tertutup bagi perempuan di Australia.
"Para perempuan dewasa dan profesional lebih nyaman jika menggunakan pakain yang tertutup," ujarnya.
Meski Umi mengatakan masih belum tahu tantangan untuk mengembangkan baju-baju \'Muslimah\' di Australia, ia merasa optimis dengan masa depan baju-baju bergaya tertutup.