Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Pengawal Presiden Prancis Macron Dapat Pukul Demonstran di Demo Buruh

Sebuah rekaman video yang menunjukkan salah seorang pengawal utama Presiden Prancis Emmanuel Macron memukuli seorang demonstran mahasiswa…

Sebuah rekaman video yang menunjukkan salah seorang pengawal utama Presiden Prancis Emmanuel Macron memukuli seorang demonstran mahasiswa menimbulkan gelombang kecaman.

Alexandre Benalla, yang mengenakan helm polisi anti huru-hara menarik pendemo perempuan tersebut dalam demonstrasi Hari Buruh 1 Mei di Paris, dan kemudian berulang kali memukuli seorang mahasiswa lainnya.

Dalam rekaman itu, terdengar mahasiswa tersebut meminta-meninta agar pemukulan dihentikan.

Polisi yang menarik pria tersebut dari kerumunan demonstran sebelum Benalla melakukan pemukulan, tidak berusaha melerai.

Keputusan Kantor Kepresidenan Emmanuel Macron untuk menjatuhkan hukuman dua minggu terhadap Benalla dan tidak segera melaporkan insiden tersebut kepada pihak peradilan menimbulkan keributan besar di parlemen Prancis.

Footage has emerged of French President Emannuel Macron's security chief (wearing a black jacket and grey hood), beating a student protester in Paris. Video: Footage has emerged of French President Emannuel Macron's security chief (wearing a black jacket and grey hood), beating a student protester in Paris. (ABC News)

Macron menolak menjawab ketika ditanya soal ini oleh wartawan.

Benalla, yang juga belum memberikan komentar, menangani masalah keamanan Macron dalam kampanye pemilihan presiden tahun lalu.

Mengecam tindakan Benalla sebagai \'perilaku yang tidak bisa diterima\', juru bicara Macron Bruno Roger-Petit mengatakan Benalla sudah tidak dilibatkan lagi dalam mengatur keamanan bagi perjalanan presiden.

Namun Benalla masih terlihat dengan polisi dalam beberapa peristiwa selama sebulan terakhir, termasuk ketika kembalinya tim Piala Dunia Prancis ke Paris setelah menjadi juara.

"Anggota staf Alexandre Benalla sudah mendapat ijin untuk menyaksikan demonstrasi sebagai pengamat." kata Roger-Petit.

"Jelas sekali dia sudah melampaui hal tersebut. Dia segera dipanggil oleh kepala staf kepresidenan dan mendapat hukuman 15 hari tidak boleh bertugas."

"Ini sebagai hukuman bagi perilaku yang tidak bisa diterima."

Partai-partai oposisi mengecam cara Presiden Macron menangani insiden dan mengatakan hukuman tersebut terlalu ringan, dan insiden tersebut seharusnya dilaporkan ke otoritas peradilan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved