Sosok Para Perempuan yang Mendobrak Australia
\'Masa depan adalah perempuan\' atau \'The future is female\' menjadi slogan Hari Perempuan Sedunia yang sudah diteriakkan di sejumlah…
Kini Ruby dikenal di kalangan ilmiah sebagai astronom radio perempuan pertama di dunia.
Namun, Ruby menjadi korban diskriminasi gender yang menghentikan karirnya.
Ia harus mempejuangkan upah yang sama dengan rekan-rekan prianya. Ia juga pernah dihukum karena memakai celana pendek, bukan rok saat bekerja, padahal pekerjaannya termasuk naik turun tangga dan naik ke atap rumah.
Ada juga salah satu pasal dalam kontrak kerjanya yang menyatakan ia tidak bisa bekerja dan menikah, karenanya Ruby merahasiakan pernikahannya.
Akhirnya ia mengaku sudah menikah dan menuliskan dalam sebuah surat:
Pengakuan ini berarti status karyawannya diturunkan dari pegawai tetap menjadi pegawai sementara dan ia pun kehilangan hak pensiunnya.
Saat Ruby hamil, ia terpaksa mengundurkan diri dan tidak diberi cuti melahirkan. Ia kemudian menjadi guru sains dan sayangnya tidak pernah berbicara soal terobosannya.
Daisy Bindi
Mumaring, seorang perempuan asal suku Nyangumarta, dikenal dengan nama Daisy Bindi. Ia lahir di kawasan Jigalong Aboriginal Reserve, Australia Barat.
Kedua orang tuanya bekerja di sebuah peternakan dan Daisy segera dilatih untuk sejumlah pekerjaan rumah agar ia bisa bekerja disana juga.
Tapi sayangnya, para pekerja berdarah Aborigin tidak dibayar.
Tahun 1946, Daisy menanggapi ajakan Don McLeod, seorang aktivis kulit putih, yang meminta para pekerja Aborigin di peternakan untuk berkumpul dan berunjuk rasa soal kondisi pekerjaan mereka yang tidak adil.
Daisy berisiko masuk penjara karena mengatur pertemuan untuk menyebarkan pesan Don.
Ia menyewa sebuah truk untuk mengangkut 96 pekerja Aborigin dari pekerjannya untuk berunjuk rasa.