Dalam 16 Tahun 100 Ribu Orangutan Terbunuh
Sekitar setengah dari jumlah orangutan di Pulau Kalimantan terbunuh atau pindahkan dari habitatnya antara tahun 1999 dan 2015.
"Pada tahun 1999, jumlah orangutan lebih banyak daripada yang kita duga," kata Prof Wich.
"Tapi juga kita telah kehilangan lebih dari yang kita perkirakan. Jadi seperti pedang bermata dua," ujarnya lagi.
Deforestasi vs perburuan
Penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tutupan lahan menyebabkan seluruh populasi orangutan punah di beberapa tempat.
"Terjadi kehilangan paling parah di daerah kehilangan habitat, di mana terjadi deforestasi dan konversi," kata Voigt.
Namun, dia mengatakan hal ini hanya sekitar 10 persen dari jumlah orangutan yang mati.
Dalam hal jumlah, disebutkan bahwa lebih orangutan yang mati di hutan yang tersisa dan sebagian wilayah berhutan.
Para peneliti percaya bahwa hal ini terutama disebabkan oleh aktivitas perburuan.
"Ini temuan yang sangat penting, karena mendukung penelitian sebelumnya bahwa pembunuhan dan perburuan adalah masalah besar. Bahkan mungkin merupakan penyebab terbesar selama periode ini," kata Voigt.
Prof Wich mengatakan sekitar 70 persen dari jumlah orangutan yang terbunuh berasal dari daerah berhutan.
"Berburu jadi persoalan yang meluas," katanya.
"Orangutan sering ditembak saat aktivitas perkebunan, saat mereka membuka pertanian skala kecil," jelasnya.
"Kita tidak menyadari bahwa masalah ini ternyata besar sekali," kata Prof Wich.
Ajun Profesor Erik Meijaard dari University of Queensland dan kelompok konservasi berbasis di Brunei, Borneo Futures, juga salah seorang penulis laporan penelitian ini.
Dia mengatakan telah menyoroti dampak perburuan selama dekade terakhir, setelah mengetahui banyak orang di Kalimantan membunuh orangutan untuk makanan.
"Mereka sering mengatakan kepada saya daging orangutan itu rasanya enak dan gurih," kata Dr. Meijaard.