Selasa, 7 Oktober 2025
ABC World

Hillary Clinton Tuding WikiLeaks dan Rusia Bantu Kemenangan Trump

Hillary Clinton melontarkan serangan terhadap pendiri website WikiLeaks Julian Assange, menyebutnya sebagai "alat intelijen Rusia"…

Hillary Clinton melontarkan serangan terhadap pendiri website WikiLeaks Julian Assange, menyebutnya sebagai "alat intelijen Rusia" yang melakukan pekerjaan bagi "diktator" Vladimir Putin.

Dalam wawancara eksklusif dengan program Four Corners ABC News Australia, Hillary menuduh Assange berkolusi dengan operasi intelijen Rusia untuk mengganggu Pilpres AS dan merusak pencalonannya sebagai presiden.

"Assange menjadi oportunis nihilistik yang melakukan pekerjaan bagi seorang diktator," katanya.

"Ssangat disayangkan WikiLeaks telah menjadi anak perusahaan intelijen yang sepenuhnya dimiliki Rusia," ujarnya.

Hillary mengatakan operasi terhadapnya diatur oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Saya kira niat mereka datang dari atas dimana Putin bermaksud menyakiti saya dan membantu Trump," katanya.

Pada Januari lalu, komunitas intelijen AS menyimpulkan bahwa Putin memerintahkan kampanye untuk mendiskreditkan Hillary dan "jelas mendukung" lawannya.

Donald Trump giving Hillary Clinton a sour look as she speaks into a microphone during a debate.
Hillary Clinton memenangkan popular vote namun kalah dalam electoral collage dari Donald Trump.

Reuters: Rick Wilking

"Komunitas intelijen kami dan pengamat Rusia dan Putin lainnya menyatakan dia dendam kepada saya karena sebagai Menlu, saya menentang beberapa tindakannya, otoritarianismenya," kata Clinton.

"Tapi hal ini jauh lebih besar dari itu. Dia ingin mengacaukan demokrasi. Dia ingin melemahkan Amerika. Dia ingin mengejar aliansi Atlantik dan kami menganggap Australia sebagai bagian dari (aliansi) itu," tuturnya.

WikiLeaks menerima ribuan email yang diretas dari akun yang terkait dengan kampanye kubu Demokrat yang diduga dicuri oleh operator Rusia.

Website ini merilis email tersebut selama periode empat bulan menjelang Pilpres AS 2016.

Assange membantah bahwa email tersebut berasal dari Pemerintah Rusia atau pihak "negara" lainnya.

Membantu Trump

Hillary berpendapat perpaduan WikiLeaks dan operasi Rusia telah menyebabkan kerugian baginya dalam persaingan ketat di Pilpres.

"Ada operasi bersama antara WikiLeaks dan Rusia dan kemungkinan besar orang-orang di Amerika Serikat untuk ... memanfaatkan informasi tersebut, mengarang cerita, kisah aneh dan sering mengerikan yang sebenarnya tanpa dasar ... yang digunakan untuk merendahkan saya, kampanyeku, mereka yang mendukung saya, dan membantu Trump," katanya.

Donald Trump and Vladimir Putin lean over the arms of their chairs during a meeting in the G20.
Vladimir Putin "jelas mendukung" Donald Trump.
Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved