Jumat, 3 Oktober 2025
ABC World

Menentukan Nasib Aset Digital Saat Sudah Meninggal

Apa yang Anda tahu soal digital Anda, terutama nasibnya setelah Anda meninggal?

Apa yang Anda tahu soal digital Anda, terutama nasibnya setelah Anda meninggal?

Di Australia, ada 16 juta orang yang aktif di Facebook. Tapi, menurut tim peneliti di Charles Sturt University dan University of Adelaide, kurang dari sepertiga jumlah tersebut yang tahu bahwa situs Facebook memiliki semua konten mereka.

Sebuah survei, Estate Planning di Australia, bertanya kepada 1.000 orang dewasa soal apa yang mereka ketahui tentang nasib konten online mereka setelah mereka meninggal dunia, atau saat mengalami keterbatasan. 71 persen menjawab tidak tahu.

Profesor Adam Steen, dari Universitas Charles Sturt, mengatakan kurang dari 30 persen yang mengikuti survei memahami apa yang akan terjadi pada aset digital setelah mereka meninggal.

"Orang-orang sepenuhnya tidak tahu apa yang terjadi pada aset digital mereka," katanya.

"Ini mencakup email, akun media sosial seperti Facebook, mata uang seperti bitcoin, foto dan video yang diunggah di internet."

"Bahkan urusan pemerintah, seperti catatan medis, catatan perbankan, dan sejenisnya."

"Layanan film seperti Netflix, sebut saja, bisa mencakup hal-hal itu."

Survei menemukan sebagian besar orang Australia memiliki beberapa aset digital. Hanya 18 persen dari mereka yang disurvei mengatakan tidak memiliki satu pun aset digital.

Sulit memahami syarat dan ketentuan

Profesor Steen mengatakan soal kepemilikan konten digital disebutkan dalam kesepakatan pengguna yang jumlahnya ratusan halaman, sebelum pengguna membuat akun.

Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengatakan rata-rata pengguna internet butuh 76 hari hanya untuk membaca semua persyaratan dan ketentuan yang mereka setujui setiap tahun.

Selain itu, platform yang berbeda memiliki kebijakan yang berbeda saat pengguna meninggal dunia.

"Misalnya jika Anda memberi tahu LinkedIn atau Yahoo bahwa seseorang telah meninggal, mereka akan secara otomatis menghapus akun tersebut," kata Profesor Steen.

Soal kepemilikan konten juga tidak dimengerti oleh banyak, seperti saat mereka \'membeli\' konten dari perusahaan seperti Amazon atau Apple.

"Misalnya iTunes, kebanyakan orang tidak menyadari, mereka hanya menyewa musik atau video, bukan memilikinya sehingga tidak bisa digunakan oleh orang lain," kata Profesor Steen.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved