Korea Utara Mungkin Lakukan Uji Bom Hidrogen di Pasifik
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan pemerintahnya kemungkinan mempertimbangkan melakukan ujicoba bom hidrogen di…
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong-ho mengatakan pemerintahnya kemungkinan mempertimbangkan melakukan ujicoba bom hidrogen di Samudra Pasifik, di saat Pyongyang dan Washington saling melontarkan ancaman militer.
Menlu Ri berada di New York untuk berbicara dalam sidang majelis umum PBB besok.
Dia ditanya oleh wartawan mengenai apa yang dimaksudkan pemimpinnya Kim Jong-un ketika menyatakan mempertimbangkan "tindakan balasan tertinggi" sebagai tanggapan atas ancaman Presiden AS Donald Trump yang akan "menghancurkan total" Korea Utara.
"Saya akan membuat orang yang memegang prerogatif komando tertinggi di AS membayar mahal karena pidatonya yang menyerukan penghancuran total DPRK," kata Kim, dalam pernyataan yang dikeluarkan atas namanya sendiri.
Menlu Ri menjelaskan kepada wartawan bahwa dia "tidak tahu tentang tindakan apa yang dapat diambil karena hal itu akan diperintahkan langsung oleh Pemimpin Kim Jong-un".
"Menurut pendapat saya, saya kira hal ini mungkin berupa tes bom-H di Pasifik," tambah Menlu Ri.
Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga hari Jumat mengecam pernyataan dan perilaku Korea Utara yang "sangat tidak dapat diterima". Menurut dia hal itu provokatif terhadap keamanan regional dan internasional.
Sementara Menhan Jepang Itsunori Onodera menilai komentar Menlu Korea Utara sama sekali tidak dapat diterima.
Dalam pernyataannya, Kim Jong-un juga menyebut Trump "gila" dan menambahkan bahwa dia akan "membayar mahal" atas ancamannya tersebut.
"Saya sekarang berpikir keras tentang respon apa yang dia harapkan ketika dia membiarkan kata-kata eksentrik seperti itu keluar dari mulutnya," katanya.
"Apa pun yang diharapkan Trump, dia akan menghadapi akibat di luar dugaannya," ujar Kim Jong-un.
Presiden Trump sebelumnya mengumumkan serangkaian sanksi atas Pyongyang, termasuk jaringan kapal barang dan perdagangan, menjelang pertemuan dengan para pemimpin Jepang dan Korea Selatan.
"Hari ini saya mengumumkan perintah eksekutif baru, baru saja ditandatangani, yang secara signifikan memperluas wewenang kami dalam menyasar perusahaan perorangan, lembaga keuangan yang membiayai dan memfasilitasi perdagangan dengan Korea Utara," kata Trump.
Dia tidak menyinggung mitra dagang terbesar Korea Utara, China, namun memuji Bank Sentral negara itu karena memerintahkan bank-bank China berhenti berbisnis dengan Korea Utara.
Menurut Trump, bahan tekstil, perikanan, teknologi informasi, dan manufaktur Korea Utara termasuk di antara yang dapat disasar oleh sanski AS.