Rabu, 1 Oktober 2025

Petugas Pasang Lampu Sorot ke Kawah

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara memasang 'light tower'

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Petugas Pasang Lampu Sorot ke Kawah
Kawah timbang

Objek wisata Dieng Aman

TRIBUNNEWS.COM BANJARNEGARA, - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara memasang 'light tower' atau menara lampu berkekuatan 4.500 watt yang mengarah ke Kawah Timbang, Sabtu (30/3/2013) sore. Sorot lampu diharapkan memudahkan relawan dan petugas Pos Gunung Api (PGA) Dieng memantau arah asap saat malam hari.

Hingga saat ini, asap putih mengepul dari Kawah Timbang pasca terjadi gempa swaw pada Rabu (27/3) malam. Saat malam dan berkabut, arah asap tidak teramati petugas dari pos pantauan Dusun Simbar yang berjarak sekitar 1.500 meter dari pusat hembusan gas beracun.

"Lampu mampu menyorot daerah sekitar kawah sehingga diharapkan saat malam atau berkabut arah asap tetap bisa terpantau," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakahar) BPBD Banjarnegara, Sabtu (30/3) sore.

Seperti namanya, light tower merupakan menara lampu sorot berketinggian sekitar 5 meter. Nyala lampu sangat terang dan menyorot jauh. Posisi lampu ditempatkan di pos Simbar atau rumah terakhir menuju kawah. Pada bencana gas beracun 2011, light tower juga dipasang di lokasi yang sama.

"Lampu dinyalakan sejak mahrib hingga pagi hari," kata petugas pos penanggulangan bencana Kawah Timbang, Andri Sulistyo.

Pada hari ketiga status Siaga (level III), Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo melakukan peninjauan ke posko yang sudah didirikan sejak Senin (11/3) lalu atau saat masa Waspada (level II). Bupati berpesan agar para relawan tetap semangat dan menjaga psikologis warga di dusun rawan gas beracun agar tetap tenang. Ia juga menghimbau warga untuk waspada namun tetap tenang.

Sutedjo juga mengatakan masa tanggap darurat bencana alam gas beracun ditetapkan selama 14 hari sejak 28 Maret hingga 10 April 2013. Bila hingga batas waktu terakhir status Siaga belum juga berubah turun maka masa tanggap darurat diperpanjang hingga normal.

"Relawan dan petugas harus tetap semangat. Lamanya masa Waspada dan Siaga jangan membuat lengah," kata Bupati Sutedjo yang didampingi Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Sarwa Permana.

Tinjau kawah

Sementara itu dari hasil pengamatan visual petugas PGA Dieng pada Sabtu pagi teramati asap putih menghembus ke atas dengan ketinggian 30-50 meter. Petugas juga melakukan pengukuran di sekitar Kawah Timbang dengan menggunakan alat bantu pernafasan 'breathing aparatus'.

Sebelum berangkat melakukan pengukuran, Staf Pengamat dan Penyelidikan Gunung Api pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ugan Saing mengatakan pengukuran untuk mengetahui titik keluarnya gas. Kata dia, dimungkinkan terjadinya gempa-gempa di sekitar Kawah Timbang memicu terjadinya rekahan lubang keluarnya gas.

"Craking (rekahan) di bawah permukaan Kawah Timbang membuat tekanan gas terdorong keluar. Gas tak lagi merayap seperti sebelumnya. Ini karakter baru Kawah Timbang," kata Ugan Saing.

Sementara itu, hasil pengukuran kadar beracun di sekitar radius 1.000 meter tak terdeteksi. Dimungkinkan gas karbondiksida (CO2) terurai ke udara karena tekanan gas yang kuat tersebut. Meski demikian gas belerang atau H2S masih tercium lemah hingga sedang saat angin bertiup.

Pada hari ketiga status Waspada, seismograf Kawah Timbang dari pukul 00.00-06.00, merekam terjadi 13 kali gempa yakni dua kali gempa vulkanik dalam dan 11 kali gempa vulkanik dangkal. Kepala Pos PGA Dieng, Tunut Pujiharjo mengatakan aktivitas kegempaan masih fluktuatif, tidak setinggi saat Rabu (27/3/2013) atau ketika hari peningkatan status dari Waspada ke Siaga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved