Senin, 6 Oktober 2025

Di Jepang, Payudara Terbesar di Kyoto dan Terkecil di Saitama

Survei sebuah perusahaan kosmetik Jepang akhir tahun lalu, dilakukan oleh perusahaan yang berada di Tokyo

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Di Jepang, Payudara Terbesar di Kyoto dan Terkecil di Saitama
www.asianoffbeat.com
ILUSTRASI

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Survei sebuah perusahaan kosmetik Jepang akhir tahun lalu, dilakukan oleh perusahaan yang berada di Tokyo, LClove cosmetic, produsen alat-alat kebutuhan seks di Jepang, memperlihatkan hasil menarik. Buah dada wanita Jepang terbesar adalah wanita yang berada di Kyoto, sekat Osaka, sedangkan buah dada terkecil adalah wanita yang berada di Saitama, dekat Tokyo, hanya sekitar 15 menit berkereta dari Tokyo.

Perusahaan tersebut melakukan survei (di tiap perfektur masing-masing) kepada 50 responden  dari 47 perfektur yang ada di Jepang. Demikian dilaporan Tribunnews.com, dari Jepang, Minggu (17/3/2013).

Hasil survei menunjukkan bahwa banyak wanita di Kyoto dan Gifu memiliki ukuran buah dada E-cup. Lalu sembilan perfektur memiliki D-cup, 17 perfektur memiliki rata-rata C-cup, 18 perfektur memiliki B-cup dan yang terkecil A-cup rata-rata berada di Saitama perfektur.

Shinichi Yano, Kepala Lembaga Penelitian dan pengarang buku “Onna no Kenminsei” (Karakteristik Wanita), diterbitkan oleh Kobunsha, mengungkapkan kepada majalah Josei Seven terbitan 15 Maret 2013, bahwa besaran buah dada tersebut ada waktunya, jadi tidak selalu sepanjang tahun besar demikian.

"Pengaruh regional ada pada besar kecilnya buah dada, jadi tak selalu besar sepanjang tahun atau tak selalu kecil sepanjang tahun. Di Saitama ada kecenderungan banyak sekali yang melakukan diet, tetap kurus karena pengaruh dekat Tokyo yang banyak melakukan Diet para wanitanya," papar Yano.

Karena mereka banyak yang mencari tubuh ramping atau kurus maka berpengaruh pada buah dada juga yang semakin kecil.

Selain buah dada, perusahaan tersebut juga melakukan survei kepada celana dalam wanita untuk malam yang romantis. Hasilnya, kalangan wanita Kyoto suka sekali celana dalam romantis. Bahkan ada yang mengatakan bahwa mereka demi keromantisan tersebut membeli celana dalam mahal dengan harga 10.000 yen per lembar atau sekitar Rp 1,08 juta dengan kurs Rp 101 per yen.

“Ada ekspresi khusus dari mereka tampaknya untuk sesuatu yang romantis bagi wanita Kyoto, meskipun hal itu bisa menjatuhkan keuangan mereka sekali pun. Bayangkan beli barang mahal sekali untuk sebuah kepuasan. Jadi tampaknya ada kecenderungan kuat tidak terlihat yang berada di bawah sadar mereka selama ini," papar Yano lagi.

Karena itu Yano memperkirakan hal ini berkait juga dengan ukuran payudara yang kemungkinan wanita Kyoto tetap menginginkan payudara yang besar tampaknya. Itu sebabnya ukuran terbesar E-cup dimiliki mereka dan daerah Gifu memiliki ukuran lebih kecil sedikit yaitu F-cup.

"Masyarakat Kyoto tampaknya memiliki dua wajah. Mereka berusaha memiliki badan dan buah dada yang besar agar bisa menarik bagi lelaki dan beda dengan kalangan wanita di Osaka maupun dari Hyogo, daerah tetangganya.

Hasil lain dari survei juga menunjukkan pemeliharaan buah dada sering dilakukan khususnya masyarakat daerah  Chubu (Nagoya dan sekitarnya) serta daerah Kinki (Osaka dan sekitarnya), "Pijat payudara tampaknya sering mereka lakukan yang akan meningkatkan besaran payudara pada akhirnya sehingga menjadikan mereka semakin terasa hidup dan elastis."

Di lain pihak dari pengamatan Tribunnews.com di Jepang, tidak sedikit pula klinik spa atau pijat untuk hal tersebut, membesarkan payudara, akhirnya malah menjadi tempat mesum, baik hubungan lelaki dan wanita, maupun hubungan lesbian sesama wanita.

Biaya pijat satu jam di Jepang sekitar 6.000 yen sehingga satu menit dapat dihitung sebagai 100 yen atau sekitar Rp.10.000,- per menit.

INTERNASIONAL POPULER

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved