Kamis, 2 Oktober 2025

Presiden SBY Jawab Kekhawatiran dengan Kerja

Menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Minggu(17/2/2013) menunjukkan 68,42% publik khawatir Presiden SBY

zoom-inlihat foto Presiden SBY Jawab Kekhawatiran dengan Kerja
TRIBUN/DANY PERMANA
Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono, dan Wakil Ketua Dewan Pembina Marzuki Alie (kiri-kanan) berbincang usai konferensi pers Rapat Pimpinan Nasional PD, di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (17/2/2013). PD hari ini menyelenggarakan Rapimnas dengan agenda penyelamatan partai dari keterpurukan elektabiltas, karena beberapa anggota partai terlibat kasus korupsi. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menurut hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dirilis Minggu(17/2/2013) menunjukkan 68,42% publik khawatir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak fokus menjalankan tugasnya selaku kepala pemerintahan.  

Kekhawatiran tersebut muncul karena tugas Presiden terbagi antara tugas sebagai kepala negara dengan partai yang harus ditanganinya.

Munculnya kekhawatiran semacam itu adalah sesuatu yang wajar sebagai bentuk harapan dan keinginan besar terhadap kerja Presiden SBY.  Kekhawatiran itu pasti sudah diantisipasi oleh Presiden SBY dan pasti dijawab melalui kerja-kerja yang lebih intensif, konkret, dan bersentuhan langsung dengan masyarakat.

“Yang pasti, untuk kegiatan partai, Presiden SBY selalu memanfaatkan hari libur. Hari kerja untuk negara dan untuk rakyat. Presiden SBY dikenal pekerja keras dan sangat ketat memanage waktu, karena waktu adalah amanah,” ujar Staf Khusus Presiden Bidang Publikasi dan Dokumentasi Ahmad Yani Basuki dalam siaran pers yang diterima Tribunnews, Senin(18/2/2013).

Menurutnya, sebelum Presiden SBY mengambil langkah-langkah dan kebijakan baik dalam konteks kehidupan bangsa maupun partai, pasti sudah dipikirkan masak-masak manfaat dan madaratnya.

“Sebagai pemimpin, Presiden SBY pasti sangat berhati-hati dan cermat dalam setiap mengambil kebijakan. Kebijakan yang diambilnya pasti selalu diarahkan demi kemaslahatan dan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar Ahmad Yani Basuki.

“Di saat kritis Presiden juga bertindak dengan managemen krisis, dan tidak mengenal business as usual dalam bekerja,” lanjutnya.

Terlebih di akhir kepemimpinannya, Presiden SBY pasti ingin berbuat yang terbaik untuk rakyat. Presiden tidak mungkin mengabaikan amanah yang sudah diberikan oleh rakyat Indonesia untuk periode kedua. Dan hal itu Presiden SBY buktikan dengan turun langsung ke masyarakat di berbagai daerah secara lebih intens.

“Di bulan Februari ini, tak lama setelah pulang dari kunjungan kerjanya di luar negeri, Presiden ke Manado, insya Allah besok ke Jawa Tengah, dan akan dilanjutkan ke daerah-daerah lainnya. Semua ini dilakukan Presiden SBY untuk memastikan program kerjanya berjalan efektif dan dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambah Ahmad Yani.

Di Jakarta, Presiden juga terus bekerja untuk bangsa. Dalam rapat kabinet, Presiden selalu mengingatkan para menteri untuk bekerja maksimal untuk rakyat. Ini semua membuktikan bahwa kerja dan tugas yang diemban Presiden SBY untuk kepentingan masyarakat tak berkurang.

“Dengan demikian, kekhawatiran yang terekam dalam survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tak perlu menjadi kenyataan,” pungkas doktor sosiologi politik ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved