Mahasiswa Tuntut Kejaksaan Usut Dugaan Korupsi di Bank Sumut
Langkah Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut satu, Gus Irawan Pasaribu kian terusik.
Laporan Wartawan Tribun Medan, Irfan Azmi Silalahi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Langkah Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor urut satu, Gus Irawan Pasaribu kian terusik.
Pasalnya, mantan pimpinan nomor satu di Bank Sumut ini, didemo massa melakukan aksi unjuk rasa di gedung Kejaksaan Tinggu Sumatera Utara, Rabu (13/2/2013).
Dalam aksinya, massa yang menamakan diri sebagai Kelompok Diskusi Mahasiswa Sentral Pejuang Demokrasi (SPD) Medan, juga melakukan aksi bakar ban di jalan sehingga Jalan AH Nasution macet.
Dalam aksinya, massa mendesak kejaksaan mengusut dugaan kasus korupsi di Bank Sumut yang melibatkan Gus Irawan Pasaribu.
"Mendesak Gus Irawan untuk bertanggungjawab atas proyek korupsi Bank Sumut saat menjabat Direktur Bank Sumut. Kami juga meminta direksi dan komissaris Bank Sumut saat ini agar membongkar beban biaya promosi senilai Rp 34,67 miliar, serta melaporkannya ke kejaksaan," urai Koordinator Aksi, Fajar Aritonang.
Aksi massa ini ditengarai atas adanya laporan BPR RI tahun 2010 yang menemukan 22 kasus yang sisinyalir merugikan keuangan negara sebesar Rp 344 miliar di Bank Sumut.
Selain itu massa dalam aksinya menyatakan Gus Irawan diduga kuat melakukan korupsi pengadaan pakaian dinas atau kredit fiktif.
"Bank Sumut sebagai BUMD turut menerima dana penyertaan modal dari Pemprov Sumut. Dalam penyertaan modal tersebut Bank Sumut menerima suntikan APBD senilai Rp 150 miliar, namun tak jelas kemana aliran dana tersebut," teriak massa.
Sementara itu, untuk menenangkan massa, Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Sumut Marcos Simaremare, menerangkan bahwa pihaknya tetap akan menerima laporan massa meskipun dalam bentuk lisan.
Marcos juga menyatakan, pihaknya setiap hari melakukan pemeriksaan kepada pelaku koruptor termasuk Gus Irawan kalau memang benar terlibat.
"Karena kita sama semua. Kalau memang dia (Gus Irawan) bersalah tentu akan kita tindak. Terkait temuan BPK RI, kami sedang cek. Ini akan menjadi bahan analisa dan telaah bagi kami. Kalau memang ada data tambahan tolong sampaikan ke kami sehingga ini menjadi prioritas. Saya tunggu hari ini atau besok lusa saya tunggu datanya," pungkasnya.