Blog Tribunners
Indonesia Bukan Partai Demokrat
Pernyataan dan bukti yang dibawa Nazaruddin ke KPK yang konon membuktikan adanya uang Rp 1,2 triliun dari APBN
Oleh
Sekjen Pena 98 Adian Napitupulu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Pernyataan dan bukti yang dibawa Nazaruddin ke KPK yang konon membuktikan adanya uang Rp 1,2 triliun dari APBN yang diduga digunakan Anas Urbaningrum untuk kongres Demokrat tentu menghentakkan kita.
Bagaimana mungkin APBN yang notabene juga dikumpul dari keringat lebih seratus juta rakyat miskin tidak kembali ke rakyat dalam bentuk kesehatan, pendidikan tapi justru digunakan untuk kongres partai.
Belum selesai keterkejutan itu, tiba-tiba kembali dikagetkan SMS SBY dari depan Ka'bah. Jika isi SMS itu menanyakan berapa Rakyat yang mati kelaparan hari ini? Apakah Freeport sudah diambil alih? Atau pertanyaan apakah semua TKI yang ditahan sudah didampingi Lawyer mungkin kita akan bangga dan terharu.
Tapi ternyata isi SMS SBY bukan tentang bagaimana rakyat, bukan bagaimana Indonesia tapi apa dan bagaimana Konflik Partai Demokrat.
Pulang dari Makkah, diatas pesawat yang konon di biayai Rakyat, kembali SBY Konfrensi Pers, isinya sekali lagi bukan tentang keadaan rakyat yang makin melarat dan negara yang sudah tak lagi berdaulat, tapi lagi-lagi tentang Partai Demokrat.
Entah apa yang ada di kepala SBY dan Anas hingga mereka berdua bisa gunakan banyak uang Rakyat untuk segala sesuatu keperluan partainya.
Sepertinya dalam kepala mereka Indonesia adalah Partai Demokrat dan Partai Demokrat adalah Anas dan SBY, tidak ada yang lain.
Saya tidak tahu apa kebenarannya dari kasus Century yang tidak pernah selesai itu. Tapi dari hari ke hari, dari perilaku ke prilaku Anas dan SBY seperti di atas, saya kok semakin yakin pada rumor yang menduga dana century memang di korupsi untuk kemenangan Demokrat melalui manipulasi IT KPU.
Bukankah bagi Anas dan SBY Indonesia adalah Partai Demokrat dan jika bermain tafsir pernyataan Anas maka Partai Demokrat adalah Kurawa dengan Sengkuni sebagai penasihat dan Duryudana Rajanya.
Semoga Demokrat tidak bertarung dengan Pandawa (orang-orang teraniaya) di Perang Mahabarata atau mungkin Goro Goro kata Ramalan Jayabaya.
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.