Tribunners / Citizen Journalism
KLB Digelar, Anas Urbaningrum Bisa Tumbangkan SBY
Polemik di tubuh Partai Demokrat semakin memanas dan seru, dimana sejumlah senior partai yang masuk dalam struktur

Fahmi Hafel
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring
POLEMIK di tubuh Partai Demokrat semakin memanas dan seru, dimana sejumlah senior partai yang masuk dalam struktur kepengurusan Majelis Tinggi dan Dewan Pembina Partai meminta Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum mundur untuk menyelamatkan partai yang kini berada di tubir kehancuran.
Sebelumnya lima menteri dari Demokrat dan sejumlah gubernur dari Demokrat meminta Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun tangan menyelamatkan Partai Demokrat.
Ini menyusul hasil survei Partai Demokrat yang terus merosot. Dalam survei SMRC yang dirilis kemarin menyebut perolehan suara Demokrat sekitar 8 persen kalau Pemilu dilakukan sekarang.
Diduga penyebab utama suara Demokrat anjlok karena partai tersandera oleh Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum yang disebut-sebut terlibat dalam kasus korupsi Hambalang. Jero mengatakan, akan lebih bagus kalau Anas mundur.
Tentu saja manuver sejumlah pengurus Majelis Tinggi dan Dewan Pembina Partai Demokrat serta SBY mendapatkan perlawanan sengit dari sejumlah kader Demokrat yang duduk di jajaran DPP Partai Demokrat seperti Saan Mustopa dan Gede Pasek Suardika.
Mereka tentu tidak menerima begitu saja desakan mundur Anas Urbaningrum tanpa mempunyai alasan jelas untuk, apalagi tidak bukti hukum yang kuat dari KPK untuk meyeret Anas terkait kasus korupsi proyek Hambalang yang telah meyeret banyak kader demokrat lainnya, seperti Andi Alifian Mallarageng dan M Nazaruddin.
Dalam menghadapi konflik yang terjadi di Partai Demokrat dari kacamata psikologi Anas Urabningrum terlihat lebih tenang dibandingkan SBY, dimana SBY terlihat tidak happy dengan adanya pemberitaan media massa tentang kebobrokan Demokrat.
Di sini menandakan bahwa kematangan Anas Urbaningrum dalam berpolitik lebih mumpuni dibandingkan SBY.
Hal ini dibuktikan dengan statemen SBY yang meminta KPK untuk memberikan kejelasan tentang status Anas dalam kasus korupsi Hambalang. Di sini terlihat SBY tampak panik menyusul turun drastisnya suara Partai Demokrat secara draktis dari 21 persen pada tahun 2009 menjadi 8,2 persen.
Jika mengemuka wacana menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat mengganti ketua umum partai maka tentu saja bisa digelar dengan syarat yang diatur dalam AD/ART partai yakni atas permintaan majelis tinggi partai atau permintaan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah anggota Dewan Pimpinan Daerah dan setengah jumlah anggota Dewan Pimpinan Cabang.
Tentu tidaklah mudah untuk mengulingkan Anas Urbaningrum yang tampaknya ia percaya diri tetap akan bertahan di Demokrat.
Tentu saja kepercayaan diri Anas Urbaningrum bukan tidak didasari dengan hitungan politik yang tepat, sebab dari berbagai informasi hampir 76 persen kepengurusan di Partai Demokrat dari mulai pusat hingga kecamatan sangat solid mendukung Anas Urabningrum sebagai ketua umum Partai demokrat.
Jika wacana kongres luar biasa yang digelar partai Demokrat digelar tanpa ada alasan yang kuat, maka dalam arena kongres luar biasa akan terjadi perlawanan yang sangat kuat dari kubu pendukung Anas Urbaningrum
Malah bisa saja SBY yang akan terpental dari partai Demokrat jika dalam kongres luar biasa direkomendasikan untuk mengkerdilkan peran dari Dewan Pembina Partai Demokrat
Karena itu SBY harus benar-benar berhitung untuk melakukan pergantian terhadap Anas Urbaningrum sebagai ketua umum Partai Demokrat, karena tanpa perhitungan yang tepat dan matang bisa jadi SBY sendiri yang nantinya ditumbangkan oleh Anas Urbaningrum, seperti Akbar Tanjung mengulingkan Edi Sudrajat dalam munas Golkar .
Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.