Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Adhie M Massardi: SBY Hanya Punya Dua Juru Untuk Menangkis Kritikan

Presiden Yudhoyono (hanya) punya dua jurus untuk menangkis setiap kritikan yang diarahkan kepada diri

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Adhie M Massardi: SBY Hanya Punya Dua Juru Untuk Menangkis Kritikan
TRIBUN/DANY PERMANA
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono berbincang dengan menteri-menterinya usai menerima kunjungan PM jepang Shinzo Abe di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (18/1/2013). PM Jepang melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan melakukan pertemuan bilateral dengan jajaran pemerintah Indonesia, untuk membahas kerjasama ekonomi khususnya mengenai investasi Jepang di Indonesia. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Yudhoyono (hanya) punya dua jurus untuk menangkis setiap kritikan yang diarahkan kepada diri dan pemerintahannya. Menuding pengeritiknya sebagai orang-orang yang tidak legowo atas kekalahannya dalam pemilu, dan mendiskreditkan pengeritiknya sebagai orang yang kecewa karena tidak dikasih jabatan (menteri).

Demikian disimpulkan Adhie M Massardi, anggota presidium Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI).

Bahkan untuk menutupi kegagalannya dalam menjaga keamanan negara, yakni saat Ibukota kembali diguncang bom dahsyat di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton (17 Juli 2009), SBY tak segan-segan menuding peristiwa itu dirancang untuk menggagalkan pelantikannya sebagai presiden periode kedua. Sehingga dikesankan otak teror bom itu adalah orang yang kalah bersaing dalam pilpres 2009.

Sampai detik ini, tudingan yang ternyata jauh panggang dari api itu tak pernah diralat. SBY juga tidak pernah minta maaf atas tuduhannya yang keji kepada para capres dan cawapres yang jadi kompetitornya dalam pilpres 2009-2014, terutama Prabowo Subianto, pasangan Megawati.

Meskipun sudah basi dan kontraproduktif karena publik tahu ini hanya mengalihkan persoalan dari konteksnya, jurus “menuduh pengeritiknya sebagai orang yang kalah pemilu atau kecewa karena tak diberi jabatan” terus dipakai SBY dan para pendukungnya, baik di jajaran pemerintahan maupun Partai Demokrat.

Paling anyar jurus itu dipakai SBY untuk menangkis Fuad Bawazier, yang (bersama Adhie Massardi dan Ratna Sarumpaet) dianggap melaporkan “skandal pajak” keluarga Istana ke KPK dan koran Jakarta Post. Kata SBY di Jeddah (5/2), “Enam tahun lalu saya akan mengangkat Fuad Bawazier untuk menjadi menteri. Tapi di saat terakhir, saya dapat data dari KPK, kalau diangkat nanti akan jadi masalah besar....”

“SBY lupa, kalau toh tuduhannya benar bahwa para pengeritiknya orang-orang yang dikecewakan karena tidak dikasih jabatan, sepanjang konteksnya sesuai dengan apa yang dirasakan masyarakat, publik tak akan banyak terpengaruh. Tak akan mengurangi nilai kritisnya.”

“Dalam budaya bangsa kita, menjadi buruk citranya bila orang yang sudah dikasih jabatan menteri, bahkan pangkatnya dinaikkan menjadi jenderal penuh meskipun sudah pensiun, tapi malah melakukan perlawanan dan bersekutu dengan lawan. Seperti yang dilakukan SBY kepada Gus Dur!”

“Oleh sebab itu, saya sarankan SBY agar tidak lagi menggunakan jurus basi itu untuk menangkis kritikan masyarakat. Lebih baik maws diri. Pandai-pandailah berintrospeksi. Jalankan amanat rakyat. Junjunglah kebenaran, sekalipun itu datang dari musuh-musuhmu!”

Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI)

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved