Hacker Yogya Kemungkinan Ikut Andil dalam Serangan
kelompok peretas terkemuka “Anonymous” melancarkan serangan terhadap sejumlah situs pemerintahan Indonesia
TRIBUNNEWS.COM SLEMAN, – Penangkapan terhadap peretas (Hacker-red) situs Presiden SBY, yang beralamat di http://www.presidensby.info/ beruntut panjang. Terhitung sejak Selasa (29/01/2013) malam hingga Rabu (30/01/2013) pagi, kelompok peretas terkemuka “Anonymous” melancarkan serangan terhadap sejumlah situs pemerintahan Indonesia. Mereka bahkan terang-terangan menyatakan perang terhadap pemerintah sebagai bukti dari solideritas mereka terhadap peretas yang ditangkap.
“Ini baru dilakukan oleh hacker-hacker pemula yang ada di indonesia, sedangkan Anonymous Asia Tenggara belum terlihat ikut serta, jika mereka sampai ikut-ikutan, akan ada serangan yang lebih massif dan lebih serius,” jelas Hamid, pengajar di Fakultas Teknik Informatika (FTI) Universitas Islam Indonesia, Rabu (30/01/2013) siang.
Menurut pria yang juga bekerja sebagai staf keamanan jaringan ini, para peretas cenderung menyerang situs yang memang mudah ditembus. Aksinya pun baru sebatas defacing, yakni mengganti tampilan awal sebuah website. Biasanya diganti dengan identitas para peretas dengan menyisipkan pesan-pesan tertentu. Operasi serangan seperti demikian ini, bisa dilakukan oleh mereka yang masih kategori pemula.
Sulit untuk melacak dari mana serangan itu berasal, kecuali benar-benar fokus ditelusuri dengan upaya maksimal. Sehingga wajar saja, pelaku retas situs SBY yang menggunakan server luar negeri pun akhirnya bisa terlacak. Namun demikian, ia mengisyaratkan bahwa Yogyakarta sendiri memiliki potensi ikut serta dalam serangan tersebut. Hal ini didasarkan pada tersedianya faktor-faktor pendukung bagi siapapun yang hendak mengembangkan bakatnya di dunia keamanan jaringan. Hal ini diperkuat pula dengan beberapa tindakan-tindakan kejahatan maya yang terbukti melibatkan orang-orang dari Yogyakarta.
“Saya yakin satu atau dua orang dari Yogyakarta juga ikut serta, apalagi Yogyakarta punya satu kelompok underground yang termasuk tertua di Indonesia. Tapi sejauh ini, di Yogyakarta ini kebanyakan mereka yang terjun sebagai carder (kejahatan pencurian kartu kredit-red),” ungkapnya.
Jika dilihat dari pemicunya, tambahnya, serangan peretas ini didasari atas motif solideritas lantaran rekan mereka dianggap telah diperlakukan tidak adil. Sehingga mereka menjadikan situs pemerintah sebagai targetnya yang menurut mereka telah membungkam kebebasannya.
Di luar konteks itu, pada peretas juga bisa saja menyerang situs-situs non pemerintah maupun situs non-komersil. Biasanya dilakukan oleh mereka yang baru belajar hacking, sehingga perlu target yang mudah ditembus untuk coba-coba. Apalagi, menurut Hamid, hacker sekarang masih jauh jika dibandingkan dengan hacker jaman dahulu. Indikatornya, kini siapapun bisa memelajari sistem keamanan jaringan dengan cara yang sangat mudah. Materi, petunjuk, perangkat lunak, dan tutorial lainnya sangat mudah diperoleh di internet. Hanya bermodalkan netbook dan koneksi internet, seseorang sudah bisa melancarkan serangan.
“Perlu ada upaya serius untuk mengarahkan potensi mereka untuk hal-hal positif. Di kampus sendiri diajarkan teknik ini, tapi sekaligus juga ada pembahasan mengenai ethical hacking, sehingga mereka paham benar mana yang etis dan mana yang tidak etis dilakukan,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Polda DIY, Kombespol Joko Lelono membenarkan bahwa Yogyakarta memang memiliki faktor-faktor kuat yang mendukung kearah tumbuh suburnya komunitas underground di internet. Termasuk diantaranya komunitas-komunitas para peretas. Lantaran, kondisi lingkungannya pun sangat dinamis dan sangat heterogen. Pun demikian halnya dengan ketersediaan infrastruktur dan jaringan yang memadai. Terlebih, dulu Yogyakarta juga sempat diblacklist dari perdagangan via online karena terungkapnya beberapa kali pelaku kejahatan via internet, semisal dengan cara carding.
“Tetap kita tunggu instruksi dari Mabes Polri, jika ada yang mengarah ke Yogyakarta tentu akan ditindaklanjuti segera,” jelasnya.
Meski begitu, kini pihaknya juga sudah mulai mengamati aktivitas-aktivitas yang sedang tren di dunia maya. Apakah itu terkait kejahatan semisal investasi yang sempat terbongkar beberapa kali, maupun aktivitas-aktivitas yang mengarah pada kejahatan dunia maya lainnya.
“Para hacker ini kan sebenarnya orang-orang potensial, nah tinggal dicari bagaimana supaya kelebihannya itu bisa disalurkan dalam bidang yang positif,” pungkasnya. (mon)
Baca Juga :
- Bontang Dipastikan Jadi Lokasi Pembangunan Kilang Minyak Pertamina 11 menit lalu
- Guru Pukul Murid di Probolinggo Diproses Hukum 26 menit lalu
- Tujuh Desa di Kecamatan Lumbis Terjangkau PDAM 33 menit lalu