Jumat, 3 Oktober 2025

Rekayasa Lalin Koridor Jalan Jensud Sulitkan Pejalan Kaki

Rekayasa arus lalu lintas di Koridor Jenderal Sudirman ternyata membawa dampak negatif bagi para pejalan kaki.

Editor: Budi Prasetyo
zoom-inlihat foto Rekayasa Lalin Koridor Jalan Jensud Sulitkan Pejalan Kaki
Tempat penyeberang jalan kaki

Pemkot Solo Siap Pasang Dua Pelican Crossing

TRIBUNNEWS.COM SOLO - Rekayasa arus lalu lintas di Koridor Jenderal Sudirman ternyata membawa dampak negatif bagi para pejalan kaki. Pascapenghilangan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) di kawasan tersebut para pejalan kaki mengeluh kesulitan saat akan menyeberang jalan. Padatnya arus lalu lintas di pusat pemerintahan dan perekonomian di Kota Bengawan itu meningkatkan potensi bahaya kecelakaan bagi pejalan kaki.

Seorang warga, Damianus Bram (26) mengaku hampir setiap hari beraktifitas di kawasan Koridor Jenderal Sudirman. Usai penataan koridor tersebut, dirinya mengaku kesulitan menyeberang jalan karena kendaraan melaju kencang dan tidak ada lampu lalu lintas atau APILL. "Kita sebagai pejalan kaki kesulitan menyeberang karena kendaraan tidak berhenti. Lampu merahnya kan sudah tidak difungsikan," katanya, Selasa (29/01/2013).

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pemkot Solo, Yosca Herman Sudrajad mengakui usai penerapan rekayasa lalu lintas di Koridor Sudirman, kawasan tersebut menjadi kawasan jalur cepat. Sebab, kendaraan melaju tanpa hambatan APILL, sehingga menyulitkan bagi pejalan kaki yang ingin menyeberang.

Karena itulah, pihaknya berencana memasang dua unit Pedestrian Light Controlling (Pelican) Crossing di ruas jalan Jenderal Sudirman untuk membantu pejalan kaki menyeberang. Pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp 200 juta dalam APBD 2013 untuk pengadaan dua alat baru tersebut. "Ada dua lokasi yang akan dipasangi Pelican Crossing. Masing-masing di depan kantor Balaikota dan di depan kantor BNI," katanya

Namun, pejalan kaki harus bersabar karena alat tersebut baru akan dipasang pertengahan tahun mendatang. Meski diakui Yosca keberadaannya sudah mendesak, namun pengadaan dua unit Pelican Crossing tersebut harus melalui tahapan-tahapan administrasi pengadaan barang. "Proses lelangnya sekitar Maret sampai April mendatang," katanya.

Rencana pemasangan Pelican Crossing tersebut, terangnya, merupakan hasil dari evaluasi Dishubkominfo atas rekayasa lalu lintas di Koridor Jenderal Sudirman. Perubahan lain yang mungkin dilakukan yakni memberlakukan arus dua arah di Jalan Mayor Kusmanto mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB. "Ada usulan dari masyarakat seperti itu. Karena Jalan Mayor Sunaryo kalau malam digunakan untuk Galabo, sehingga mereka tidak bisa lewat. Karena itulah kita buka akses dua jalur di Jalan Mayor Kusmanto," urainya. (ade)

Baca  Juga  :

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved