PT Jaker Nganjuk Berhenti Operasi

Laporan dari Amru Muiz wartawan surya

TRIBUNNEWS.COM,NGANJUK- Operasional PT Jaya Kertas (Jaker) Kertosono masih berhenti. Pasalnya, para buruh yang mencapai sekitar 1.000 orang masih melakukan mogok kerja menuntut gaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK) Nganjuk tahun 2013 sebesar Rp 960.000.

Humas PT Jaker Kertosono, Aman Khambali mengatakan, saat ini manajemen perusahaan masih terus melakukan pembicaraan dengan perwakilan karyawan PT Jaker. Yang mana manajemen jika untuk memberikan gaji sesuai UMK Nganjuk tahun 2013 masih belum mampu.

"Manajemen mampunya menggaji karyawan sesuai usulan UMK Nganjuk tahun 2013 yakni sebesar Rp 890.000," kata Aman Kambali via ponselnya, Jumat (25/1).

Lumpuhnya operasional PT Jaker, dikatakan Aman, terjadi sejak tamggal 21 Januari 2013. Dimana tidak ada aktifitas apapun di pabrik karena seluruh pekerja tidak melakukan pekerjaanya.

"Kami belum tahu nilai kerugian dari perusahaan akibat berhenti operasi ini," ucap Aman.

Oleh karena itu, harap Aman, pembicaraan antara manajemen PT Jaker dan karyawan bisa segera dicapai kesepakatan bersama. Karena jika kondisi berhenti operasi terus berjalan maka kerugian akan semakin besar, termasuk kerugian yang dialami pemulung karena tidak bisa memasok limbah kertas yang didapat ke PT Jaker.

"Rentetan kerugiannya cukup banyak dari berhentinya operasi Jaker, " imbuh Aman.

Seperti diketahui, sekitar 1.000 buruh PT Jaker Kertosono sejak 21 Januari 2013 melakukan aksi demo. Mereka menuntut manajemen memberikan gaji sesuai UMK Nganjuk tahun 2013 yang telah ditetapkan Gubernur Jatim sebesar Rp 960.000.

"Buruh terpaksa mogok kerja untuk menuntut haknya mendapatkan gaji sesuai UMK Nganjuk tahun ini, dimana manajemen PT Jaker masih enggan mengabulkan tuntutan para buruh," tutur Matjali, Ketua SPSI PT Jaker Kertosono.