Kamis, 2 Oktober 2025

Tribunners / Citizen Journalism

Serial Yakuza Indonesia

Miyazaki: Saya Akan Bawa Tulang ke Keluarganya (2)

SEORANG warga negara Malaysia, bernama W, diputus pengadilan di Jepang dengan hukuman mati.

Editor: Dahlan Dahi
zoom-inlihat foto Miyazaki: Saya Akan Bawa Tulang ke Keluarganya (2)
ISTIMEWA
Manabu Miyazaki, penulis buku tentang Yakuza

SEORANG warga negara Malaysia, bernama W, diputus pengadilan di Jepang dengan hukuman mati. Mengapa? Karena dituduh membunuh dua orang di Jepang. Padahal W yang juga anggota yakuza di Jepang, hanya membunuh satu orang dan satu orang lagi dibunuh pimpinannya, tentu saja pimpinan Yakuza di Japang.

Demikian ungkap Manabu Miyazaki, pengarang buku "Toppamono" yang terjual 600.000 buku terlaris di Jepang, kepada penulis saat ngobrol di Tokyo Sabtu ini.

"Saya terakhir September tahun lalu nengok W ke penjara di Tokyo. Kasihan sekali dia harus menanggung resiko. Padahal kalau membunuh satu orang, hukum Jepang tidak sampai terkena hukuman mati. Apabila dia memperlihatkan penyesalan sekali atas kelakuan itu, maksimal hukuman penjara seumur hidup. Tapi kesalahan dia, pembunuhan yang dilakukan bosnya yang yakuza, dia akui juga sebagai perbuatannya di muka pengadilan, sebagai bukti loyalitas dia kepada bosnya tersebut," ungkap Miyazaki

Padahal, tambahnya, polisi sebenarnya bisa membuktikan kepada hakim bahwa dia bukan pembunuh dua orang, karena butiran peluru jelas berbeda dari pistol yang berbeda yang merasuk ke badan dua orang berbeda.

"Jadi kalau mau benar-benar adil dan jujur, sebenarnya W tak perlu sampai menanggung beban hukuman mati, karena dia memang membunuh orang tetapi hanya satu orang saja, bukan dua orang," tekannya lagi.

Saat menengok W di penjara, Miyazaki sudah janji bahwa kalau W dihukum mati nanti suatu waktu, pasti tulangnya akan dia bawa ke Malaysia, diberikan kepada keluarganya di Malaysia dan akan menjelaskan semuanya.

Saat ini, tambah Miyazaki, ibu dan adik perempuan W sama sekali tidak tahu kalau W akan dihukum mati dan tak tahu kalau W adalah anggota Yakuza, "W tidak mau keluarganya terbebani pikiran dan segalanya dengan apa yang telah dilakukannya. Itulah sebabnya dia tak pernah menceritakan bebannya kepada keluarganya."

Di Jepang sendiri, menurut Miyazaki, kalau sudah masuk ke pengadilan, apalagi kasus yakuza, seringkali warga negara asing menjadi korban akibat diskriminasi, "Biar tidak sulit kerjanya, mendokusai shitakunai, semua kesalahan dilimpahkan ke orang asing. Jadi saya sangat kasihan sekali kepada W yang seharusnya bisa memperoleh perlakuan lebih adil lagi, tidak sampai hukuman mati sebenarnya."

Apakah W kalau tidak sampai hukuman mati, lalu ke luar penjara, bisa menjadi pimpinan di kelompok yakuza Jepang?

"Tidak mungkin. Karena pimpinannya yang juga membunuh orang lain itu, pasti sekarang juga sudah di "PHK" dikeluarkan, alias disingkirkan, oleh top bos yakuza kelompoknya, agar kelompok yakuza tersebut tidak "tercemar". Karena kalau "tercemar" maka pimpinan teratas kelompok yakuza itu pun akan dapat diciduk dengan mudah oleh polisi sebagai bagian pertanggungjawaban atasan terhadap perbuatan yang dilakukan bawahannya.

Polisi akan menuduh, top bos memerintah anak buahnya (pimpinan W) melakukan pembunuhan, sehingga top bos bisa dijaring juga.

"Jadi kalau pimpinan W sudah dikucilkan, maka sudah pasti W pun tidak akan bisa diterima lagi di kelompok yakuzanya. Kalau dia tak dapat kerja, saya mau menerima dia sebagai penerjemah, setidaknya, karena bahasa Jepangnya bagus sekali. Menulis pun surat kepada saya dalam bahasa Jepang yang bagus dan sopan, rapih. Saya cukup terkesan kepadanya," jelas Miyazaki lagi.

Memang dunia yakuza di Jepang penuh dengan segala lika-liku dan semua akhirnya kembali kepada kepintaran. Yang pintar dan yang punya kekuatan, dialah yang menang dalam kehidupan yakuza di Jepang.(Bakabon)

Lihat Juga:

Di Balik Organisasi Kejahatan Yakuza

Perempuan Asal Pontianak Jadi Istri Yakuza di Jepang


Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email [email protected]

Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved