Liga Prima Indonesia
Tak Punya Dana untuk Kompetisi, Persibo Cari Bapak Angkat
Manajemen Persibo memang terus berupaya mencari sumber pendanaan klub selain dana sharing dari konsorsium Mitra Bola Indonesia (MBI)

TRIBUNNEWS.COM – Guna mengurangi beban dana yang dipikul untuk menjalani dua kompetisi, Liga Prima Indonesia (LPI) musim 2012/2013 dan AFC Cup 2013, Persibo Bojonegoro menggunakan sistem bapak angkat. Hal itu dilakukan karena anggaran Persibo untuk musim kompetisi mendatang akan membengkak.
Manajemen Persibo memang terus berupaya mencari sumber pendanaan klub selain dana sharing dari konsorsium Mitra Bola Indonesia (MBI) senilai Rp 2,5 hingga Rp 4 miliar. Setelah manajemen beberapa kali bertemu dengan Bupati Bojonegoro, Suyoto, ditemukan tiga konsep penggalian dana bagi Persibo. Salah satunya lewat sistem bapak angkat khusus untuk pemain lokal Bojonegoro.
Di kompetisi musim ini Persibo berencana mengontrak 25 pemain, tiga di antaranya pemain asing. Dari 22 pemain lokal itu terdapat 12 orang pemain asli Bojonegoro. Sedangkan program bapak angkat diperuntukkan untuk 12 pemain asli Bojonegoro.
Direktur Bisnis dan Marketing Persibo Bojonegoro, Imam Nurcahyo mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah mendapatkan bapak angkat untuk enam pemain. "Mereka diambil anak angkat oleh salah satu perusahaan multinasional yang ada di Bojonegoro. Sedangkan untuk enam pemain lainnya bupati berjanji akan mencarikan bapak angkat lain," kata Imam seperti dilansir dari situs resmi Liga Prima Indonesia, Rabu (9/1/2013).
Imam menerangkan bahwa bapak angkat akan menanggung gaji pemain selama satu musim kompetisi. "Konsep kedua yang kami lakukan adalah melakukan penggalian dana dari sponsorship dari sejumlah perusahaan yang ingin memanfaatkan media promosi yang dimiliki Persibo, seperti kostum pemain, spanduk, umbul-umbul, advertising board, atau website resmi klub," imbuh Imam.
Sedangkan konsep ketiga sekaligus yang paling 'berat' adalah penjualan saham Persibo. Saat ini Persibo dikelola PT Pengelola Persibo Indonesia (PT PPI) yang menguasai 95 persen saham, sementara 5 persen lainnya milik warga Bojonegoro.
"Untuk mendapatkan dana tambahan, bupati meminta agar konsorsium, yang diwakili PT PPI selaku pemegang saham mayoritas berkenan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat," ucap Imam.
Bupati Suyoto meminta kepada konsorsium untuk menjual 20 persen sahamnya kepada warga Bojonegoro senilai total Rp 4 miliar. Saham itu akan dipecah dalam 4.000 lembar dengan harga Rp 1 juga per lembar. Jika konsep itu disetujui konsorsium, Bupati Suyoto akan menjadi orang pertama yang membeli 45 lembar saham senilai Rp 45 juta. Sedangkan Lukman Wafi, wakil dari PSSI Pengcab PSSI Bojonegoro, siap membeli tiga lembar.
"Konsep ketiga ini masih akan dibahas dalam RUPS Luar Biasa para pemegang saham PT PPI. Keputusan rapat tersebut secepanya akan disampaikan kepada Bupati Bojonegoro," jelas Imam.