Ratusan Warga Tolak LPS Ganti Uang Nasabah Century

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Ikrob Didik Irawan

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Penabung Surakarta (AMPS) menggelar aksi unjuk rasa di depan PN Solo, Jumat (4/1/2013). Mereka menolak bila penggantian dana para nasabah Bank Mutiara (Century) ditanggung oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Aksi itu sebagai reaksi atas rencana eksekusi putusan MA yang memenangkan para nasabah Bank Mutiara Solo. Sesuai putusan itu, Bank Mutiara harus mengganti uang nasabah yang totalnya mencapai Rp 35 miliar.

"Saat ini Bank Mutiara sudah diakuisisi pemerintah lewat LPS. Artinya, uang yang digunakan mengganti adalah uang tabungan masyarakat. Kami menolak," kata Ahmad Rasyid, koordinator aksi, Jumat (4/1/2013).

Menurut Ahmad, sesuai UU nomor 24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan bahwa uang LPS berasal dari Bank Peserta Penjaminan yang dananya diambil dari tabungan masyarakat di seluruh Indonesia setiap tahun. Hal inilah yang membuat pengunjuk rasa tak sepakat karena tak ingin uang mereka diberikan pada nasabah Bank Mutiara.

"Para nasabah itu salah alamat kalau meminta uang ganti pada Bank Century. Mereka seharusnya minta ganti pada Robert Tantular sebagai pemilik investasi Antaboga," ujar Ahmad lagi. Ia juga menganggap para penggugat itu bukanlah nasabah melainkan para penanam investasi. Sebab mereka telah melakukan kesepakatan hitam diatas putih dengan pihak Antaboga.

Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa melakukan teatrikal. Mereka mengenakan topeng orang-orang yang terlibat dalam kasus Century. Beberapa pengunjuk rasa mengenakan topeng bergambar monyet. Mereka lalu melakukan tarik tambang dan saling pukul seperti sedang memperebutkan sesuatu. Aksi itu untuk menggambarkan para orang-orang yang terlibat dalam kasus Century memiliki sifat rakus.