Warga Cipaku Minta Situs Keramat Aji Putih Direlokasi
Warga di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, meminta ada penanganan khusus untuk merelokasi situs
TRIBUNNEWS.COM, SUMEDANG - Warga di Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, meminta ada penanganan khusus untuk merelokasi situs di desa mereka. Di kawasan ini ada situs keramat Aji Putih di Blok Cipeueut. Makam ini paling dikeramatkan warga dan disebut sebagai cikal bakal pendiri Sumedanglarang dan orang pertama yang ada di Sumedang.
"Kami minta ada perlakuan khusus terkait situs Eyang Aji Putih. Kami tidak ingin ada relokasi di kawasan itu karena ada kawasan magis lemah sagandu," kata salah seorang warga Desa Cipaku, Agus Aruman, Senin (24/12/2012).
Agus mengatakan situs di daerah lain juga tak bisa dipindahkan begitu saja karena memiliki nilai sejarah. "Ka'bah saja tak mungkin direlokasi dari tempatnya sekarang di Mekah. Begitu juga dengan situs Aji Putih ini tak mungin direlokasi," katanya.
Hal yang sama disampaikan salah seorang tokoh budaya di Desa Cipaku, WD Darmawan. "Kami tak mu ada relokasi situs. Biarkan situs ada di tempatnya dan soal teknisnya kami menyerahkan kepada pemerintah. Kami tak mau terlibat dalam soal teknis, moal pipilueun (tidak akan ikut campur, Red)," kata Darmawan.
Di kawasan yang akan jadi wilayah genangan proyek Jatigeda, sedikitnya terdapat 24 situs. Di kawasan genangan Jatigede, terutama di Kecamatan Darmaraja, konon terdapat situs yang merupakan cikal bakal Sumedang.
Di kawasan tersebui, dipercaya berdiri kerajaan Tembong Agung kemudian Sumedanglarang. Situs-situs yang dipercaya sebagai peninggalan zaman kerajaan, banyak ditemukan di Darmaraja.
"Kami dari Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jatigede sudah melakukan survey bahkan membuat dokumen terkait situs tersebut," kata Nunun Nurhayati, dari Samsat Jatigede.
Bahkan, menurut Nunun, situs yang hanya dikenal warga lokal, termasuk yang dipetakan dan didokumentasikan.
"Situs di Jatigede itu ada yang hanya dikenal masyarakat setempat, ada juga yang dikenal masyarakat luas. Semuanya perlu penanganan khusus," katanya.
Nunun mengatakan soal penanganan situs, Samsat Jatigede menyerahkan kepada keinginan masyarakat. "Kalau mau direlokasi kami akan relokasi. Misalnya ada bedol desa dan situs itu harus turut dipindahkan maka akan kami relokasi juga sesuai keinginan warganya," kata Nunun. (Tribun Jabar/std)
Baca juga: