Pengamat Intelijen: Poso Pusat Pelatihan Teroris di Indonesia
Kota Poso di Sulawesi Tengah terus bergolak. Baku tembak antara polisi dan kelompok teroris terus terjadi di sana.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kota Poso di Sulawesi Tengah terus bergolak. Baku tembak antara polisi dan kelompok teroris terus terjadi di sana.
Pengamat intelijen Wawan Purwanto mengatakan, kota tersebut memang menjadi pusat pelatihan terorisme dari berbagai wilayah di Indonesia.
"Soalnya Poso dekat dengan Filipina," kata Wawan ketika dihubungi Tribunnews.com, Minggu (23/12/2012).
Wawan mengatakan, sebelum di Poso, Nanggroe Aceh Darussalam sempat menjadi pusat pelatihan. Namun, setelah kelompok Aceh ditumpas Densus 88, akhirnya mereka mencari lokasi lain.
"Sempat juga di hutan Malaysia, tapi juga pindah lagi," imbuhnya.
Lokasi Poso yang dekat dengan Filipina, jelas Wawan, membuat jalur penyelundupan senjata dan amunisi menjadi lebih mudah. Mengenai kelompok, paparnya, mereka merupakan sisa-sisa pelaku lama teror di Indonesia.
"Mereka lalu merekrut orang baru, gabungan dari sejumlah daerah. Targetnya polisi, dan mereka berani perang terbuka," ucapnya.
Korban tewas polisi dengan kelompok teroris bertambah. Setelah tiga hari menjalani perawatan intensif di RS Undata, Palu, Sulawesi Tengah, akhirnya Briptu Eko Wijaya Suparno menghembuskan napas terakhir, Sabtu (22/12/2012) pukul 23.15 WITA.
Briptu Eko merupakan seorang korban penembakan kelompok teroris Poso, Kamis (20/12/2012). Briptu Eko mengalami luka tembak di bagian perut dan tangan.
Saat itu, Briptu Eko bersama sekitar 15 anggota Brimob lain, melakukan patroli di daerah Gunung Koronjobu di Desa Kalora, Tambarana, Poso, menggunakan sepeda motor.
Tiba-tiba, rombongan anggota Brimob diiberondong tembakan, oleh kelompok teroris yang diduga dipimpin Santoso.
Serangan tiba-tiba, mengakibatkan tiga anggota Brimob tewas, di antaranya Briptu Ruslan dengan luka tembak di kepala, Briptu Wayan Putu Aryawan tertembak di dada, dan Briptu Wanarto yang tertembak di dada.
Sementara, tiga anggota Brimob lainnya terluka, di antaranya Briptu Eko Wijaya Suparno dengan luka tembak di perut dan tangan, Briptu Siswandi Yulianto dengan luka tembak di leher tembus rahang, serta Briptu Lunggu Anggara yang mengalami luka ringan.
Aksi baku tembak terjadi sekitar tiga jam. Anggota Brimob yang selamat dari rentetan tembakan kelompok teror, terus melakukan serangan balasan, sampai akhirnya kelompok teror terdesak dan melarikan diri ke hutan. Satu pelaku teror ditangkap, tapi identitas lengkapnya belum diketahui. (*)