FFI 2012
Sri Sultan Kritik Penyelenggaraan FFI 2012
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap, agar sinetron dan film lebih menguasai di negara sendiri.
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Riezky Andhika Pradana
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap, agar sinetron dan film lebih menguasai di negara sendiri.
Menurut Sultan, film Hollywood adalah budaya Amerika Serikat (AS) yang diedarkan ke seluruh dunia, yang bisa dimanfaatkan sebagai alat membangun dalam konteks politik dan sosial negara di luar AS. Baginya, film nasional juga penting, tidak hanya di bioskop dan TV.
"Bagaimana kita membangun peradaban masyarakat, bisa disokong dari film. Karena, film adalah produk kebudayaan," papar Sri Sultan saat memberikan sambutan di pembukaan FFI 2012.
Meski disambut meriah, Sri Sultan menyayangkan kurangnya persiapan panitia.
"Karena waktunya terburu-buru, mepet. Kalau tiga bulan sebelumnya sudah ada sosialisasi, masyarakat tentu akan lebih antusias menyambut event ini," sesalnya.
Pada malam penghargaan FFI 2012, sebagian tamu undangan juga menyayangkan tidak adanya cuplikan film yang menampilkan adegan para nominator ketika berakting.
Namun, di Monumen Serangan Omoem 1 Maret, malam penghargaan FFI 2012 disambut meriah oleh warga Yogyakarta. Tampak masyarakat berbondong-bondong menyaksikan langsung acara tersebut. Selain video mapping dan giant screen di sekitar Benteng Vredeburg, mereka juga disuguhkan pertunjukkan musik. (*)