Jumat, 3 Oktober 2025

Diduga Punya Ilmu Santet, Pak Haji Tewas Digorok

tewasnya H Nahrawi diduga berlatar belakang dendam pribadi terkait tuduhan korban punya ilmu santet.

Laporan dari Ahmad Rivai Wartawan Surya

TRIBUNNEWS.COM,SUMENEP - Diduga karena tudingan punya ilmu santet, H Nahrawi (60), warga Dusun Gowa, Desa Manding Daya, Kecamatan Manding, Sumenep, tewas dengan sangat mengenaskan, Senin malam (3/12/2012).

Leher korban digorok nyaris terputus dan sekujur tubuhnya penuh luka bacok dan sayatan senjata tajam. Bahkan di leher korban masih menancap sebilah celurit yang diduga digunakan pelaku menghabisi korban.

Korban yang tergeletak di tegalan milik Munawar tidak jauh dari tempat tinggal korban, baru bisa dievakuasi oleh warga dan aparat kepolisian ketika petugas kesehatan dari Rumah Sakit Dr H Moh Anwar Sumenep tiba ke lokasi tewasnya korban H Nahrawi. Hanya saja antara pihak keluarga tidak berkenan mayat korban dioutopsi dengan alasan pihak keluarga tak mau mayat keluarganya disiksa lagi.

Informasi yang dihimpun Surya (tribunnews group) menyebutkan, tewasnya H Nahrawi  diduga berlatar belakang dendam pribadi terkait tuduhan korban punya ilmu santet.

Dendam itu berawal dari sekitar dua tahun yang lalu, anak korban Hariyanto atau biasa dipanggil Iyan dijodohkan dengan anak Sumrawi tetangga korban bernama Yeni. Tetapi perjodohan tidak berlanjut karena Yeni menolak dijodohkan.

Beberapa hari kemudian, Yeni mendadak sakit parah dengan kondisi penyakitnya parah bahkan perutnya kembung. Hasil pemeriksaan dokter, Yeni divonis penyakit kanker hati atau liver. Dan benar, beberapa hari kemudian Yeni yang sempat dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Kalianget akhirnya meninggal dunia.

"Saat itu korban sudah sempat dikejar-kejar mau dibunuh oleh orang dengan alasan yang menyantet Yeni adalah H Nahrawi,  tapi untung tidak terjadi," papar warga yang tak mau namanya dikorankan.

Ancaman bunuh terhadap H Nahrawi akhirnya sempat reda, karena kedua belah pihak yang bermusuhan akhirnya bisa didamaikan oleh aparat kepolisian sektor Manding dan beberapa tokoh ulama setempat. Tetapi kemudian memanas lagi, ketika pada 30 November lalu, keponakan Sumrawi yakni Zaini yang tak lain juga sepupu Yeni meninggal dunia dengan menderita penyakit sama dengan Yeni.

"Kontan saja, tudingan bahwa pelaku pembunuh dengan cara santet dilakukan oleh H Nahrawi, sehingga ancaman bunuh kembali menyeruak di tetangga korban dan keluarga Sumrawi," imbuhnya.

Hingga akhirnya korban H Nahrawi ditemukan tewas dengan kondisi tubuh mengenaskan di tanah milik Munawar. Korban dihabisi sewaktu pulang dari tahlilan di rumah Zaini dengan mengendarai sepeda motor Super X No. Pol M 6787 VK. Sepeda motor korban tergeletak di samping mayat korban yang mengenakan jaket hitam, sarung kotak-kotak dan mengenakan sandal jepit.

Kapolres Sumenep, AKBP Dirin melalui Kabag Ops Edy Purwanto mengatakan hingga kini pelaku masih belum ditangkap dan pihaknya masih meminta keterangan dari sejumlah warga dan saksi mata, termasuk juga dari keluarga korban.

"Insyaallah dalam waktu dekat pelaku bisa tertangkap. Kami saat ini masih melakukan penyelidikan dan mengumpulkan barang bukti," papar Edy singkat.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved