Jumat, 3 Oktober 2025

Turki Tuding Hanya Indonesia yang Selidiki Pengamanan terhadap Terigu

satu-satunya negara di dunia yang melakukannya penyelidikan antidumping hanya di Indonesia.

Editor: Sugiyarto
zoom-inlihat foto Turki Tuding Hanya Indonesia yang Selidiki Pengamanan terhadap Terigu
kontan.co.id
tepung terigu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Eksportir Produk Gandum, Kacang-Kacangan, dan Minyak Sayur Turki menegaskan tidak ada negara di dunia yang mengenakan atau bahkan memprakarsai anti-dumping atau penyelidikan pengamanan terhadap terigu dari Turki.

Turgay Unlu, Ketua Asosiasi Eksportir, Produk Gandum, Kacang-Kacangan dan Minyak Sayur Turki menyatakan, satu-satunya negara di dunia yang melakukannya hanya di Indonesia.

Lebih dalam Unlu menyatakan, penyelidikan yang melanggar hukum ini hanya akan mendukung sejumlah pemilik bisnis yang berusaha untuk menciptakan monopoli industri.

”Kami ingin mengulangi bahwa penyelidikan ini melanggar peraturan dan ketentuan dari WTO dan Asosiasi Eksportir. Kami akan berjuang di berbagai tahap.” tegas Unlu, Jakarta, Sabtu (1/12/2012).

Dia tegaskan, Aptindo dan beberapa produsen lokal memiliki mentalitas bisnis yang mencoba untuk menempatkan hambatan impor yang akan melindungi diri mereka tanpa menghiraukan hukum dan kepentingan masyarakat Indonesia.

Sejak deregulasi pada tahun 2000 produsen lokal mengadakan lima Anti-Dumping dan satu penyelidikan Safeguard, tidak hanya terhadap tepung Turki, tetapi juga terhadap Uni Eropa, Cina, India, Sri Lanka, Australia, Uni Emirat Arab.

Dengan tindakan pengamanan ini, imbuh dia, mereka bermaksud menutup pintu untuk semua tepung impor dari negara mana pun di dunia, sehingga mereka dapat mendikte harga lokal sekehendak hati mereka. Anehnya dalih Aptindo tidak pernah berubah.

“Mereka selalu mengatakan hal yang sama bahwa barang impor merugikan industri lokal dan terigu dijual murah ke Indonesia," kata Unlu. 

”Kami mengalami kesulitan untuk memahami mengapa dalam 12 tahun terakhir ada 15 pabrik baru yang dibangun di Indonesia jika memang pabrik lokal menderita. Mungkin tingginya keuntungan dan praktek monopoli mereka yang menderita, itulah kemungkinannya.”

Disebutkan, tepung terigu impor mencakup kurang dari 7% dari jumlah konsumsi di Indonesia pada 2012, dan 93% dari pasar dikendalikan oleh produsen lokal. Sesuai dengan pernyataan Fransiskus Welirang pada tanggal 5 Oktober 2012, konsumsi tepung terigu di Indonesia tumbuh 7 % tiap tahunnya.

Asosiasi Eksportir, Produk Gandum, Kacang-Kacangan dan Minyak Sayur Turki menyatakan, “Kami menyesal mengetahui bahwa produsen lokal tidak menginginkan adanya kompetisi dan ingin mengontrol seluruh pasar, dengan satu tujuan yaitu memaksimalkan keuntungan mereka. Dengan pasar yang terus berkembang sebesar 7% tiap tahunnya, sehingga bila konsumsi terigu impor tetap pada jumlah yang sama (sebesar 7% dari total konsumsi), penjualan produsen lokal jelas akan meningkat 7 persen tiap tahun," jelasnya.

Turgay Unlu mengaku kagum bagaimana Aptindo memberikan pernyataan menyesatkan tersebut di media dengan mengatakan bahwa harga tepung Turki lebih rendah daripada harga gandum. Ini tidak lain hanyalah distorsi fakta.

Kata dia, harga jual eksportir Turki dihitung berdasarkan harga gandum ditambah margin penggilingan ditambah pengiriman dan ditambah keuntungan yang wajar. Memang benar bahwa Turki adalah penghasil tepung terigu paling kompetitif di dunia berkat penggilingannya yang efisien, akses ke beberapa wilayah penghasil gandum utama Eropa, Laut Hitam dan Turki dengan 250 juta ton produksi gandum per tahun, dan harga pengiriman kargo yang kompetitif dari Turki ke Asia Tenggara selain kualitas tepung Turki yang memang tinggi.

Impor tepung ke Indonesia mengalami penurunan lebih dari  12% pada 2011 dan 39% lagi di tahun tahun 2012. Dalam dua tahun terakhir, jumlah import sudah turun 47%.

Karenanya, menurutnya, bagaimana bisa diklaim bahwa impor melonjak? Mustahil memahami alasan KPPI mengesampingkan fakta ini dan merekomendasikan pengenaan bea sementara 20 persen. (*)

BACA JUGA:


Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved