Perubahan Gaya Hidup Tantangan Pengembangan Kebijakan Gizi
Menkes dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menyatakan perubahan gaya hidup tantangan sekaligus peluang dalam pengembangan kebijakan gizi di masa mendatang.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, menyatakan perubahan gaya hidup tantangan sekaligus peluang dalam pengembangan kebijakan gizi di masa mendatang.
"Ini berkait dengan pola makan, meliputi kebiasaan makan di luar rumah, konsumsi pangan olahan meningkat, makan tidak seimbang seperti tinggi minyak, lemak, gula dan rendah sayur, buah, pangan hewani) menjadi tantangan," paparannya alam seminar "Arah Kebijakan Pembangunan Gizi di Indonesia", pada kegiatan Widyakarya Nasional Pangan dan gizi ke X tahun 2012 di Jakarta (20/11/2012)
Daya beli masyarakat akan terus meningkat, kata dia juga menimbulkan kesenjangan masih tetap ada. Juga perubahan struktur demografi berkaitan dengan urbanisasi dan peningkatan proporsi penduduk Lansia.
"Tantangan lainnya adalah masalah kekurangan gizi semakin bisa ditanggulangi, sementara prevalensi stunting masih tinggi, dan gizi lebih serta angka penyakit tidak menular (PTM) akan meningkat," tuturnya.
Menkes juga menerangkan bahwa Program Gizi dikembangkan secara bertahap dan disesuaikan dengan tahapan pembangunan serta perkembangan masalah gizi.
"Mulai tahun 2000, fokus program perbaikan gizi ada percepatan sasaran MDGs, khususnya sasaran MDG1, dengan mengembangkan konsep Keluarga Sadar Gizi untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi. Tahun 2010, upaya perbaikan gizi diarahkan untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan stunting, dengan prioritas sasaran 1000 hari pertama kehidupan", terang Menkes.
Di akhir paparannya, berdasarkan perkembangan masalah gizi dan kecenderungan faktor risiko, Menkes menyatakan bahwa perbaikan gizi harus menjadi agenda pembangunan nasional, karena dampak gizi terkait dengan kualitas sumber daya manusia, ketahanan pangan, ekonomi, pendidikan, dan budaya.
"Dibutuhkan penguatan integrasi intervensi gizi ke dalam intervensi program lain, serta penguatan riset dan pengembangan termasuk monitoring dan evaluasi. Juga upaya perlindungan khusus untuk keluarga miskin, ibu hamil dan anak, agar terpenuhi kebutuhan gizi dan kebutuhan dasar lainnya," tandasnya.
Klik Tribun Jakarta Digital Newspaper