Minggu, 5 Oktober 2025

Pendidikan Politik Gagal Penyebab Politik Uang Marak

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustopa, mengatakan partai politik gagal dalam memberikan pendidikan politik kepada

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-inlihat foto Pendidikan Politik Gagal Penyebab Politik Uang Marak
Rahmad Hidayat/Tribunnews.com
Wakil Sekjen Demokrat, Saan Mustopa

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Saan Mustopa, mengatakan partai politik gagal dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Itu dikatakan Saan saat rilis survei Indonesia Network Election Survey (INES) yang menemukan hasil bahwa sebanyak 50,3 persen pemilih tertarik memilih partai karena uang.

"Menurut saya itu memperihatinkan. Kalau itu benar temuan INES itu bahwa 50 persen tertarik karena uang, terus kedua karena media (iklan), ini kegagalan partai politik dalam menawarkan program, platform, visi misi dan sebagainya," ujar Saan, di Cafe Galery, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (19/11/2012).

Dalam survei INESS, 50,3 persen mengaku memilih parpol karena uang, 22,4 persen memilih karena iklan, 17,2 persen memilih kartena program partai, hanya 10,1 persen memilih parpol karena visinya.

Saan mengaku kaget atas temuan INES karena baru kali ini lembaga survei membuat variabel uang.

Saan sendiri menolak untuk menjawab apakah ia percaya dengan hasil survei tersebut. Menurutnya, politik uang (money politics) terjadi di pilkada langsung. Bukan di pemilihan umum legislatif atau pemilihan presiden wakil presiden (pilpres).

"Biasanya partai jarang melakukan 'money politics'. Ini biasanya terkait soal pilkada. Pilpres aja jarang," ujarnya.

"Yang namanya 'money politics' itu semakin jauh jangakaunnya terhadap konstituen 'money politics' itu semakin hilang. Tapi kalau semkin dekat dengan kostituen, 'money politics' itu semakin massif," tegasnya.

Walau demikian, Saan mengatakan hasil survei INES akan dijadikan bahan kajian Demokrat dalam Pemilu 2014.

Dalam survei INES, elektabilitas Demokrat juga melorot drastis. Partai besutan SBY itu hanya mendapatkan 8,4 persen.

"Hasil temuan lembaga survei itu kan temuannya berbeda-beda. Tentu semua kita jadikan bahan nanti. Kita meyakini lembaga survei yang mana itu kan nanti tergantung kebijakan kita," tukasnya.

Klik:

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved